Jumat, 30 September 2011

Ingatkan Kami Rasa Aman Itu

Dalam olahraga sepakbola, terdapat beberapa posisi yang bisa diambil oleh seorang pemain di lapangan. Salah satu posisinya adalah kiper. Apa tugas seorang kiper? Tentu tugas mereka adalah menjaga atau pun mengamankan gawang mereka dari tendangan-tendangan tim lawan agar tidak kemasukan gol. Di dunia ini banyak sekali lahir kiper-kiper dengan skill yang luar biasa. Mereka memiliki respon, lompatan, atau pun genggaman yang erat. Namun apa yang membedakan penilaian kiper-kiper itu satu dengan yang lainnya? Bukan seberapa banyak mereka menyelamatkan gawang, namun terlebih seberapa banyak mereka melakukan blunder atau pun kesalahan di depan gawang yang menyebabkan gawang mereka kebobolan.

Sekarang mari kita kaitkan dengan kehidupan kita. Anggaplah negara kita ini sebagai sebuah tim sepakbola. Serta kiper kita anggap sebagai polri atau polisi kita. Tugas polri tentu saja menjaga stabilitas maupun keamanan dalam negeri. Sudah sepantasnya dan sewajarnya mereka mengamankan kita semua maupun memberi kita semua rasa aman. Namun mengapa gawang kita sering bobol oleh lawan? Bagaimana kita bisa stabil kalau kinerja kiper kita tidak bisa begitu diharapkan? Kita semua masyarakat memerlukan rasa aman. Mendapatkan rasa aman adalah hak kita sebagai warga negara. Dan darimana lagi kita bisa dapat perlindungan selain dari negara dengan polri yang menjalankan tugas kepolisian.

Kasus-kasus kriminal di negara kita memang cukup tinggi. Kehidupan di jalan-jalan bahkan sangat jauh dari kata aman. Padahal jumlah masyarakat yang hiruk-pikuk di jalan sangat besar. Penodongan, penjambretan, dan pencopetan merupakan kejahatan-kejahatan yang paling pasaran namun begitu banyak. Masyarakat pun sudah berpikir bahwa hal-hal seperti itu adalah hal biasa dan lumrah untuk kehidupan di jalanan. Pola pikir seperti ini merupakan adaptasi dari tingkat keamanan yang sangat rendah serta telah terlupakannya polisi sebagai pengaman masyarakat. Tak ada perlawanan berarti untuk kejahatan para preman seperti itu. Semua terus berjalan seperti memang sudah wajar. Tak ada yang berniat merubah. "Yah angkot kan memang gak aman, makanya ati-ati, jangan mancing-mancing untuk dicopet makanya" dan lain sebagainya merupakan bahasa-bahasa yang muncul di banyak kalangan kita. Kalau ada yang terkena, berarti sedang sial, selesai sampai disitu. Terlihat bahwa kejahatan semacam ini sangat sulit diberantas. Apalagi dengan berkurangnya kediktatoran di negara ini.

Untuk kasus bom baru-baru ini banyak yang mengatakan sebagai kebobolan dari negara kita. Anda mungkin masih ingat saat-saat dimana penggerebekan dan penangkapan teroris sedang marak-maraknya. Polri dilambungkan namanya karena keberhasilan menangkap teroris. Namun apa yang terjadi sekarang? Sang presiden pun dalam pidatonya seperti menampar sendiri muka polri dengan mengatakan bahwa terorisme masih ada. Lalu apa yang dilakukan polri selama ini? Tenang-tenang saja karena sudah menangkap tokoh teroris ternama?

Masih banyak lagi kejahatan-kejahatan yang mencuri gol dari gawang keamanan tanah air kita. Pemerkosaan dan pelecehan terhadap wanita juga salah satu diantaranya. Untuk kasus korupsi, tidak perlu ditanya. Mereka yang tertangkap malah seperti tinggal di apartemen mewah di dalam tahanan. Bebas keluar masuk seenaknya. Yah mungkin uang mereka tak bisa dilawan oleh polisi. Koruptor seperti tak berkurang, mereka tak memikirkan polisi sepertinya. Tak ada perlindungan berarti ke masyarakat. Tugas polisi seperti hanya menangkap penjahat yang terlapor. Masalah memberi rasa aman seperti tak terasa lagi. Mungkin juga para pelaku penjahat di Indonesia tak ada takut-takutnya kepada polisi kita. Mungkin justru masyarakat kita hanya takut pada polisi di jalan raya saja, takut ditilang atau disuruh bayar. Sisanya, bebas merdeka. 

Yang terpenting adalah polri harus memupuk lagi kepercayaannya dari masyarakat. Semua pihak dalam masyarakat butuh rasa aman. Dengan rasa aman itu maka kita semua bisa hidup dengan tenang. Kejahatan macam apapun adalah musuh yang harus diberantas. Diberantas sampai setuntas-tuntasnya dan tak berlarut-larut. Berikan rasa takut untuk melakukan kejahatan. Untuk itu diperlukan ketegasan yang riil dalam diri kepolisian. Jangan biarkan kejahatan menjadi bagian dari kita, melainkan musuh kita semua. Amankanlah gawang kita jangan sampai terus kebobolan. Tapi sekali lagi, bagaimanapun juga ini hanya opini saya.

Rabu, 28 September 2011

Pesan Singkat Seorang Pemuda

Seorang pendiri bangsa kita pernah berkata "Gantungkanlah cita-citamu setinggi langit." 


Kita sebagai bangsa janganlah sampai melupakan akan cita-cita kita.


Meskipun cobaan terus menerus menghampiri bangsa kita, kita harus ingat bahwa Merah Putih masih terus berkibar di nusantara.


Generasi muda Indonesia, sadarilah bahwa kita yang empunya tanah ini di masa datang.


Teruslah bercita-cita, karena dengan bercita-cita kita memiliki tujuan yang ingin kita raih sebagai pegangan hidup!


Tak ada larangan untuk bercita-cita, dan tak ada juga larangan untuk mewujudkannya!


"Seribu orang tua hanya dapat bermimpi, satu orang pemuda dapat mengubah dunia."


Jangan sampai hilang semangat juang kita, mentari esok masih menanti ibu pertiwi, menapaki jalan menuju kemajuan.




Penulis,


LEGS



Selasa, 27 September 2011

Kota Kabut

Kalau anda pergi ke Puncak untuk berekreasi pastilah anda akan disuguhi cuaca yang sangat sejuk atau dingin. Udara seperti itu sangat nyaman untuk kita beristirahat sejenak dari segala kesibukan kita. Di dataran tinggi seperti Puncak, pada pagi hari sering diliputi oleh kabut yang turun dari tempat tinggi. Namun tidak selalu pagi-pagi hari juga ada kabut. Saya tidak mau menjelaskan kenapa bisa ada kabut karena saya juga kurang mengerti. Namun menurut saya tak perlulah anda jauh-jauh ke Puncak untuk melihat kabut. Jika anda tinggal di ibukota, keluarlah ke jalan raya dan anda akan langsung melihat kabut. Tapi bedanya dengan Puncak, kabut  Jakarta adalah asap!

Asap mengepul di udara Jakarta setiap harinya. Siang hari di ibukota adalah saat paling menyiksa bagi masyarakat. Terik matahari begitu menyiksa kita seakan mencerminkan suasana neraka, ditambah asap yang begitu mengganggu dari pernapasan sampai penglihatan. Asap kendaraan begitu pekat, bahkan kadang berwarna hitam! Saya tidak tahu apakah uji emisi diberlakukan atau tidak untuk kendaraan-kendaraan umum yang biasanya adalah produsen polusi yang cukup besar. Jika angkot-angkot sedang lewat di depan kita, asap hitam langsung menyergap. Bajaj juga tidak ketinggalan untuk meramaikan pesta polusi di kota metropolitan ini. Bajaj BBG juga belum bisa membuat si bajaj oranye hilang dari peredaran. Mungkin persaingan di dunia bajaj begitu berat, saya juga tidak tahu.

Kendaraan di ibukota sudah terlalu menumpuk. Banyak spekulasi beredar bahwa dalam beberapa tahun ke depan Jakarta akan penuh dengan mobil sampai tak bisa memungkinkan lagi bisa berjalan di jalan raya untuk kendaraan-kendaraan. Busway diharapkan akan menjadi penyelamat dengan mengurangi kendaraan di jalan raya. Namun belum begitu banyak membantu. Armada yang tidak bisa menampung penumpang yang membeludak malah mengurangi minat sebagian orang untuk menggunakan angkutan busway dibanding angkutan pribadi, mereka capek untuk antri berjam-jam di dalam halte yang penuh sesak dan panas. Untuk peraturan 3 in 1? Tak usah ditanya lagi, peraturan itu malah menjadi lapangan kerja bagi para joki. Memang masyarakat kita begitu kreatif, apapun dijadikan peluang untuk mendapatkan uang. 

Pemerintah seharusnya lebih tegas lagi dalam menguji emisi kendaraan-kendaraan bermotor di ibukota. Namun pengujian juga harus dengan kerjasama yang baik dan sosialisasi yang menjangkau semua pihak. Pemerintah seringkali gagal dalam melakukan komunikasi untuk peraturan yang diberlakukan sehingga kebijakannya sering gagal. Jadi sosialisasi harus dengan kerjasama yang baik dan jelas agar semua pihak juga bisa menjalankannya dengan damai tanpa ada yang harus mempermasalahkannya, baik itu para pengemudi pribadi, pengusaha angkot atau pun para sopir angkot serta kondektur.  Hal ini penting dilakukan agar polusi di Jakarta benar-benar menjadi keprihatinan yang harus segera ditindaklanjuti bersama-sama. 

Untuk pengelola busway juga sebaiknya menambah jumlah armadanya untuk bisa menampung penumpang yang begitu banyak. Niat masyarakat untuk lebih memilih busway sudah cukup baik, tinggal bagaimana pengelola bisa memberikan pelayanan yang baik agar masyarakat juga tak perlu terbuang cukup banyak waktu untuk menunggu, juga agar kenyamanan lebih diprioritaskan. Dengan pelayanan yang baik, masyarakat bisa dengan nyaman lebih memilih busway dibanding harus menggunakan kendaraan pribadi yang harus ikut macet di jalan raya. Dengan begitu dapat mengurangi jumlah kendaraan di jalan raya.

Pemberlakuan car free day pada hari Minggu cukup membantu dalam mengurangi polusi di Jakarta, walaupun belakangan ini malah menambah sampah yang berserakan di jalan karena pedagang yang mulai banyak mengambil kesempatan pada kesempatan ini. Ini baik untuk mengurangi polusi. Masyarakat pun sudah mulai terpancing untuk menggunakan sepeda sebagai alat transportasi di ibukota. Bike to school atau pun bike to work mulai banyak digandrungi masyarakat. Semoga saja ini bukan hanya tren sesaat saja melainkan terus berkembang jumlahnya. Selain mengurangi polusi bersepeda juga sebagai kegiatan berolahraga yang baik bagi kesehatan anda, sehingga bersepeda bisa menjadi alternatif hidup sehat di tengah sumpeknya hidup di ibukota. Banyak-banyak berjalan kaki juga baik untuk tulang anda. Namun bersepeda mungkin lebih baik karena anda tidak perlu menyita waktu cukup lama dengan berjalan kaki. 

Tindakan-tindakan diatas adalah yang bisa kita lakukan untuk mengurangi polusi udara selain menanam pohon-pohon hijau. Kota ini sudah terlalu gersang. Kita butuh tumbuh-tumbuhan tinggi, bukan gedung-gedung ataupun mall lagi. Penghijauan di dalam kota ini sangat penting melihat warna hijau sudah sangat sedikit terlihat di Jakarta. Pembangunan-pembangunan taman kota juga perlu didukung karena itu salah satu cara untuk memberikan tempat bagi penanaman tumbuhan. 

Mari kita bersama-sama ambil bagian dalam membuat kenyamanan kota ini. Kita semua bisa memiliki peran masing-masing. Ambillah peran sekecil apapun untuk memerangi polusi udara. Jika dilakukan bersama-sama maka tindakan kecil itu bisa membuahkan hasil yang besar. Saya dan anda sudah cukup tersiksa dengan kabut kota Jakarta ini bukan? Atau anda nyaman-nyaman saja? Bagaimanapun juga ini hanya opini saya.

Senin, 26 September 2011

Jangan Hanya Meminta Hai Indonesia

Pernahkah anda meminta? Saya rasa semua dari kita pernah melakukannya. Pernahkan anda menuntut? Saya rasa anda pun pernah melakukannya. Entah kepada orangtua, sekolah, kantor, atau kepada yang lainnya. Dan apakah anda juga pernah menuntut dan meminta dari negara? Ya menuntut kepada pemerintah sesuai apa yang kita mau.

Masyarakat kita sangat senang mengkritik dan menjelek-jelekan pemerintah. Masyarakat kita juga sangat senang untuk menuntut. Entah dengan cara unjuk rasa atau dengan aksi-aksi lainnya. Kita tak pernah puas. Yah walaupun memang banyak yang harus dipertanyakan dari kepemerintahan di negara kita. Mari sekarang kita coba berhenti sejenak dan berkaca, pernahkah anda turut ambil bagian untuk kemajuan negara?

Kita selalu mempersalahkan pemerintah dalam banyak hal. Menyalahkan merupakan hobi masyarakat kita. Tapi sesungguhnya yang membangun negara ini bukanlah pemerintah semata. Kita masyarakat ada di dalamnya. Jadi apakah anda pernah merasa bahwa anda juga memiliki peran untuk membangun negara? Kita sering kali menjadikan pemerintah sebagai kambing hitam untuk masalah-masalah. Namun apakah kita sendiri pernah berbuat untuk negara?

Jika anda merasa ada yang salah dalam negara, cobalah untuk merubahnya dengan cara anda. Jika tidak ada lapangan pekerjaan, buatlah lapangan itu sendiri. Jika anda sudah melihat bahwa pemerintah gagal, perbaikilah dengan kemampuan anda. Jika anda benci korupsi, berantaslah juga semampu anda. Yang saya mau katakan adalah bahwa negara ini tak akan berkembang jika kita hanya mau mengandalkan pemerintah saja tanpa mau ambil bagian.

Mulailah tanyakan diri anda apa yang bisa anda berikan untuk negara ini supaya berubah ke arah yang lebih baik lagi. Dengan menulis seperti ini saya memberikan apa yang mampu saya lakukan untuk negara, yakni memberikan ajakan pada anda untuk merubah pola pikir demi majunya Indonesia. Mulailah dengan hal-hal kecil seperti kegiatan menulis yang saya lakukan ini. Perubahan selalu datang dari hal-hal kecil, namun saat hal-hal kecil itu berkumpul maka perubahan besar akan hadir. Anda boleh saja menganggap ini omong kosong belaka, bagaimanapun juga ini hanya opini saya.

Minggu, 25 September 2011

Jadikan Ledakan Ini Percuma

Kembali bom meledak di Indonesia. Solo menjadi korban kali ini. Gereja Kepunton Solo adalah tempat terjadinya perkara. Kejadian seperti ini seakan-akan terus berulang. Tempat-tempat ibadah menjadi salah satu tempat yang paling sering menjadi target ledakan, khususnya gereja. Apa sebenarnya yang menjadi alasan penyerangan bom seperti ini ke tempat-tempat seperti gereja? Apakah mereka para pelaku begitu dendam dengan gereja? Apa salah gereja hingga harus berulang kali menjadi sasaran terorisme seperti ini? Dengan penyerangan seperti ini, unsur agama seperti diangkat ke permukaan. Masyarakat pun mengeluarkan penilaiannya masing-masing.

Kejadian-kejadian seperti inilah yang nantinya bisa menimbulkan rasa benci terhadap pihak agama lain yang tertuduh. Walaupun sebenarnya ini hanyalah ulah para provokator atau bisa kita sebut teroris. Namun semua menjadi main menilai dan langsung menyimpulkan sendiri-sendiri sesuai pendapat mereka. Pemikiran-pemikiran seperti ini berbahaya karena bisa menimbulkan perpecahan diantara kita. Mungkin saja inilah yang diinginkan mereka para pelaku kekejaman ini. Mereka yang tanpa perasaan seenaknya saja meneror-neror perdamaian kita. Rakyat Indonesia, berpikirlah kritis dan dewasa. Dengan adanya peristiwa-peristiwa seperti ini kita seharusnya lebih solid lagi dalam mempererat persatuan kita sebagai bangsa. Jangan justru menjadikan ini sebagai alasan-alasan prasangka untuk di kemudian hari.

Kita boleh saja mengutuk si pelaku yang melakukan kegiatan bom bunuh diri tersebut. Namun menurut saya yang paling keji dari semua ini adalah para penggerak mereka yang melakukan bom bunuh diri tersebut. Mereka seenaknya saja menggunakan manusia sebagai alat untuk melakukan aksi mereka. Mempermainkan psikis manusia dan memanfaatkan itu sebagai alat mereka melakukan aksi mereka. Nyawa para pelaku-pelaku terbuang sia-sia selama ini. Ini menjadi cerminan bagi kita bahwa rakyat kita masih banyak yang mudah begitu saja diperdaya. Mudah saja tercuci otaknya untuk merusak perdamaian demi maksud-maksud tertentu. Ini realita yang kita hadapi di tengah bangsa kita yang beraneka ragam ini.

Pemerintah boleh saja mengutuk para pelaku seperti yang telah mereka katakan pada media. Kita semua rakyat Indonesia pun mengutuk terorisme. Namun bukan kutukanlah yang kita inginkan. Yang kita semua inginkan adalah bentuk nyata perlindungan dari terorisme. Tuntaskanlah jaringan-jaringan yang dicurigai. Jangan hanya menjadikan hal pengejaran teroris sebagai aksi sementara saja untuk menjaring popularitas di masyarakat. Namun tak terdengar lagi sesudahnya. Dengan menyadari masih adanya jaringan terorisme di Indonesia maka pemerintah harus menindak dan menjaga kestabilan yang sudah ada secara terus-menerus. Jangan jadikan ini sebagai hal yang memang akan terus terulang seakan tidak ada habisnya.

Saudara-saudara sebangsa, kita memang beragam. Akuilah kita memang banyak perbedaan. Dan akuilah juga bahwa kita hidup bersama-sama dalam satu lingkup masyarakat. Jadilah manusia yang berpikir luas dan tidak dangkal. Dangkal yang langsung menyimpulkan untuk anti terhadap yang lain karena impuls-impuls kejadian semacam ini. Anggaplah bahwa ini ulah mereka yang tidak suka dengan kedamaian diantara kita. Masjid Istiqlal dan gereja Katedral masih berdiri berhadap-hadapan saudara-saudara. Jadikanlah keduanya sebagai lambang persatuan diantara kita semua. Saling berhadap-hadapan dalam keberagaman. Setujukah anda dengan saya? Bagaimanapun juga ini hanya opini saya. 


Jumat, 23 September 2011

Si Kulit Bundar Pemersatu Kita

"Garuda di dadaku...Garuda kebanggaanku!!!"

Apa yang ada dalam pikiran anda jika berbicara mengenai alat pemersatu bangsa? Anda bisa katakan Pancasila, UUD 1945, dan sebagainya. Namun sekarang ini ada lagi alat pemersatu bangsa yang begitu akrab dengan masyarakat kita. Kita tidak perlu pidato manis presiden atau pun wakil-wakil rakyat untuk mempersatukan kita. Kita hanya perlu, sepakbola.

Mungkin ini terlalu berlebihan jika mengatakan sepak bola sebagai alat pemersatu bangsa. Namun lihatlah kenyataan yang ada di masyarakat kita. Saat dimana Bambang Pamungkas cs berlaga, maka Indonesia akan bersatu bersama meneriakan INDONESIA!! Perbedaan-perbedaan yang ada selama ini seakan hilang. Tidak ada lagi saling membeda-bedakan satu sama lain. Perbedaan ras,gender,suku dan sebagainya ditanggalkan. Bisa anda bayangkan betapa luar biasanya kekuatan sepak bola di tanah air. 
Sepak bola menyentuh semua kalangan, dari golongan terbawah sampai paling atas. Semua akan menghentikan kesibukan mereka untuk melihat ataupun mengikuti perkembangan Laskar Merah Putih berlaga. Ya, sepak bola. Gegap gempita sepak bola di tanah air naik sejak kiprah tim Merah Putih di perhelatan se-Asia Tenggara baru-baru ini. Meskipun kalah dari negara tetangga, namun sepakbola sampai saat ini tetap bisa menjadi suatu alat pemersatu bagi kita semua. 

Yang unik adalah ketika Laskar Merah Putih bertanding, semua suporter dari berbagai daerah bisa bersatu berwarna merah untuk mendukung. Mereka yang biasanya beberapa kali saling ribut atau bermusuhan, bisa dengan damai berangkulan menapaki stadion untuk mendukung timnas. Para suporter klub bisa dikatakan membawa nama daerah mereka masing-masing. Ini berarti mereka melupakan persaingan mereka untuk membela negara. Perilaku ini mungkin sebaiknya dibawa kepada dunia politik Indonesia. Anggaplah para suporter klub sebagai fraksi masing-masing parpol. Meskipun mereka berasal dari berbagai partai politik, tujuan mereka haruslah sama, untuk mendukung Indonesia ke arah yang lebih baik. 

Fanatisme yang ada membuahkan rasa cinta tanah air bagi para suporter tanah air. Ini baik dan positif bagi perkembangan bela negara. Kita yang tersulut karena sepak bola akan menjadi lebih merasa memiliki negara ini. Mendukung tim Garuda berarti mendukung negara. Mereka yang tidak suka sepak bola pun akhirnya banyak yang terpancing untuk mengikuti sekadar mendukung idola seperti Irfan dan lain-lain di lapangan. Sepak bola menjadi salah satu alat untuk mencintai tanah air sendiri. Belakangan ini jersey Indonesia atau pun pernak-pernik lainnya banyak dikenakan masyarakat banyak. Mereka dengan bangga bisa mengenakan lambang timnas di dada. Negara harus berterimakasih kepada timnas karena sudah menjadi wadah untuk membangun negara dengan persatuan. Segala polemik yang ada di negara kita seakan terlupakan sejenak saat tim Laskar Merah Putih bertanding. Hai para pemimpin di luar sana, anda semua memiliki masyarakat yang begitu cinta akan tanah air mereka dan bangga akan lambang Garuda. Anda yang selalu bersidang di tempat yang memiliki patung Garuda yang begitu besar seharusnya memiliki rasa cinta yang sama dengan mereka, atau kalau tidak, malulah anda pada diri anda. Mereka para suporter lebih tahu bagaimana mengapresiasikan rasa nasionalismenya. 

Hanya sebuah bola, hanya sebuah permainan, namun efek magis yang dihasilkan sungguh terasa. Bisa kita lihat bagaimana kekecewaan publik saat harus takluk di partai final atas Malaysia. Para suporter kecewa karena merasa kalah oleh negeri tetangga itu. Persaingan sepak bola telah menjulur ke arah persaingan antar negara. Para pemain di lapangan membawa beban nama negara. Kekalahan mereka bisa orang artikan seperti kekalahan negara. Dengan begitu pemerintah sebaiknya lebih memperhatikan lagi pembinaan sepak bola di tanah air setelah melihat bagaimana sepak bola memberi pengaruh yang besar kepada kehidupan kebangsaan. PSSI lebih ditingkatkan lagi kinerjanya agar timnas bisa berkembang menjadi lebih baik lagi.

Olahraga memang sudah dari dahulu menjadi salah satu sarana untuk menunjukan eksistensi suatu bangsa di dunia. Dan seharusnya Indonesia juga menggunakan olahraga sebagai sarana untuk menunjukan kebesaran Merah Putih di mata dunia. Nah para pemimpin Indonesia, belajarlah dari sepakbola. Jangan hanya jadikan sepak bola sebagai sarana hiburan untuk nonton bareng semata. Tapi jadikan sepak bola sebagai contoh sekaligus sarana bagaimana mempersatukan ibu pertiwi. Tapi kalau anda tidak suka sepak bola juga tidak apa-apa, toh bagaimanapun juga ini hanya opini saya.

Kamis, 22 September 2011

Rumahnya Orang Merdeka

*tulisan saya dibawah ini hanyalah kritik semata.

Anda ingin hidup bebas? Bersyukurlah pada Tuhan kalau anda adalah warga negara Indonesia. Kenapa begitu? Di Negara ini anda bisa bebas melakukan apa saja, tak ada negara yang lebih bebas dibandingkan negara Indonesia. Siapapun anda, anda bisa bermimpi jadi apa saja jika anda mau. Tak ada yang tak mungkin di Indonesia ini. Anda bisa menjadi apa saja jika anda mau di negeri ini. Dari profesi yang paling rendah, tinggi, baik sampai buruk pun bisa anda lakukan di negara ini. Dan jangan salah, kalau anda kreatif bahkan anda bisa menciptakan pekerjaan paling unik yang hanya ada di negara Indonesia. Semua bisa dilakukan, kita kan negara merdeka.

Profesi di Indonesia begitu beragam. Maling pun juga beragam. Dari maling ayam sampai maling uang negara ada di negara ini. Kalau masalah jumlah, saya tidak yakin mana yang lebih banyak antara kedua maling ini. Maling mangga sampai maling hutan juga ada di Indonesia. Kalau maling mangga dan maling ayam sehabis maling bisa setengah hidup karena dikeroyok warga, maling uang negara dan maling hutan akan berleha-leha tanpa takut akan dihukum. Kalaupun mereka akan dihukum mereka masih punya senjata ampuh, uang. Anda mau jadi penjahat? Di sinilah tempatnya. 

Anda mau jadi artis? Negara Indonesia merupakan salah satu negara yang menawarkan kesempatan seluas-luasnya buat warga negaranya untuk berekspresi menjadi artis. Jumlah artis sudah begitu banyaknya. Anda tinggal butuh sedikit belajar beracting menangis ditambah wajah yang cukup enak dipandang untuk menjadi seorang artis. Kalau muka anda jelek? Tak perlu khawatir, acara televisi tetap membutuhkan orang-orang berwajah pas-pasan untuk menjual acara mereka. Anda hanya butuh modal melucu sedikit saja, maka jadilah anda seorang artis di TV. Musisi lebih mudah. Bentuklah band, buatlah lagu-lagu mellow atau melayu. Buatlah lirik yang mudah diingat dan minimal pada bagian reffnya, atau tambahkan bahasa lain pada lagu anda. Tinggal sisanya perjuangan anda sampai anda tenar. Untuk urusan wajah atau pun skill anda tak perlu khawatir. Dan satu pekerjaan lain tak menjadi batasan anda untuk menjadi musisi. Presiden pun bisa menjadi musisi. Sudah saya katakan tak ada yang tidak mungkin di negara kita ini.

Kebebasan juga ada jika anda mau menjadi anggota DPR. Ikutlah salah satu partai, siapkan modal yang besar. Dan jadilah anda anggota dewan legislatif. Tak perlulah pengetahuan politik yang tinggi. Saat rapat pun anda tak perlu takut anda bosan. Kalau anda ngantuk, ya tidurlah, tak usah takut tak ada teman. Kalau anda bosan anda juga bisa nonton film porno kalau anda mau, masalah malu atau tidak tergantung pribadi anda. Anda sedang ingin berolahraga saat rapat dewan? Anda tinggal berkelahi dengan anggota dewan yang lain. Ditambah diliput oleh media anda bisa jadi berita hangat dan nama anda di dewan jadi tambah tenar. Mudah bukan?

Di Indonesia ini selama kita mau, apapun bisa dijadikan uang. Anda suka main di social networking? Mau jadi penulis? Anda tinggal buat buku dengan embel-embel cara mudah belajar blablabla dan seterusnya. Buku anda terbit, uang pun datang pada anda. Di jalan raya pun ada berbagai macam profesi. Mulai dari tukang parkir, Pak Ogah, dan masih banyak lagi profesi lainnya. Anda bebas memilih pekerjaan yang anda mau. Karena hidup juga merupakan pilihan bukan?

Tempat tinggal pun bisa anda pilih, semua terserah usaha anda. Dari perumahan elit sampai jembatan penyebrangan telah menjadi pemukiman di Indonesia. Toh tak ada yang melarang bukan? Anda juga tak perlu takut tak bisa mendapatkan alat transportasi. Angkutan umum berjejer-jejer menunggu anda naiki. Ingin cepat anda bisa naik kereta. Definisi naik pun sudah berbeda disini. Naik ya berarti di atas kereta. Jadi anda tak perlu takut anda tak bisa mendapat tempat di kereta. Tinggal membutuhkan sedikit keberanian saja, resiko paling anda lebih cepat pulang ke rumah yang diatas. Anda yang punya obsesi pembalap F1 atau motor GP tak perlu takut tak bisa menyalurkan bakat anda. Jalan raya di ibukota adalah tempat yang bagus untuk menunjukan kebolehan anda. Jalan raya menjadi arena selap-selip kendaraan yang begitu seru. Tak ada yang mau kalah sebelum badan kendaraan kurang satu centi mengenai badan yang lain atau pun kebablasan. 

Kalau ada orang bilang hidup di Indonesia itu berat dan menyiksa, mereka salah besar. Mereka pasti belum menemukan kenikmatan hidup di negara ini. Indonesia itu negeri paling bebas di dunia. Berbahagialah anda hidup di Indonesia karena tak ada negeri lain yang seperti kita. Yang benar adalah salah, yang salah adalah benar, dimana lagi anda bisa menemukan selain di Indonesia? Anda boleh bersyukur dan tidak, bagaimanapun juga ini hanya opini saya.
   

Rabu, 21 September 2011

Mental Keras Salah Siapa

"Jika kami bersama nyalakan tanda bahaya.....
....Kita muda dan berbahaya" 
SUPERMAN IS DEAD

Belakangan ini berita mengenai kekerasan di kalangan pelajar kembali mencuat karena kasus oleh salah satu SMA Negeri. Kita patut prihatin atas apa yang terjadi pada generasi muda yang ada di tengah-tengah kita saat ini. Kasus yang diekspose oleh media hanyalah salah satu dari banyak lagi perilaku menyimpang yang dilakukan oleh generasi muda kita. Apa yang salah? Pendidikannya kah? Mental mereka kah? Atau apa? Siapa yang harus disalahkan atas perilaku mereka?

Kalau bicara pendidikan, saya percaya para pemuda pelaku kekerasan tersebut juga berpendidikan. Tentu saja, karena mereka adalah murid SMA yang pasti mendapat pengajaran formal di sekolah. Namun perilaku mereka tak mencerminkan diri seorang yang terpelajar. Apakah sekolah tidak bisa memproteksi anak asuhnya agar bertindak sesuai norma di masyarakat? Kekerasan jelas merupakan pelanggaran dan bisa masuk kepada ranah kriminal. Namun kalau kita cermati, lingkungan yang ada di sekolah kerap kali menunjang perilaku anak-anak tersebut.

Budaya MOS yang ada di Indonesia menurut saya juga menjadi salah satu budaya yang mengajarkan pembangunan diri yang keras kepada siswa-siswi di sekolah. Jika seorang anak mendapat perlakuan kasar dari kakak kelas saat MOS, maka ia akan melakukan itu pula ke adik kelasnya, dan begitu seterusnya. Ini akan menjadi trend yang buruk. MOS yang berlatarbelakang untuk memperkenalkan kehidupan sekolah kepada siswa baru malah menanamkan bibit mental yang buruk. Bullying menjadi kata yang pas untuk mendeskripsikan perilaku ini. Mental yang telah terbentuk untuk menindas maka akan mengembangkan jiwa yang keras kepada individu jika apa yang diserap oleh individu itu salah dalam kegiatan seperti MOS. Walaupun untuk MOS kecil pengaruhnya untuk perilaku kekerasan, namun bisa menunjang untuk mental yang buruk yakni suka menindas. Sekolah-sekolah juga perlu memperhatikan pembangunan mental anak didiknya karena itu juga merupakan tugas pendidik. Jangan sampai sekolah tidak memberikan efek apapun juga untuk perubahan perilaku seorang anak.

Lingkungan hidup atau tempat tinggal yang memang keras juga bisa menjadi penyebab mental yang buruk di kalangan pemuda. Jika seorang anak telah terbiasa mendapat didikan yang keras dari orangtuanya atau bahkan menjurus ke kekerasan, jangan salahkan anak tersebut jika ia menjadi suka berkelahi di luar rumah. Dengan semakin sering seorang individu mendapat perlakuan kasar maka bisa jadi ia akan menjadi individu yang kasar pula, walaupun hasil yang berbeda juga ada seperti individu yang justru berperilaku lebih baik jika dididik dengan keras. Rasa frustasi seorang anak atas hidupnya bisa ia keluarkan jika ada kesempatan untuk melakukannya, seperti tawuran dan lain-lain. 

Jumlah anak yang memiliki mental semacam ini tidaklah sedikit dan tersebar diantara kita. Dalam kasta sosialpun mereka kadangkala disingkirkan dan ditempatkan pada kasta yang bawah. Ini disebabkan perilaku mereka yang tidak bisa diterima oleh masyarakat. Dengan perlakuan seperti itupun maka perilaku mereka bisa saja menjadi semakin menjadi-jadi lagi dari sebelumnya. Mereka juga tidak masalah dengan penempatan sosial seperti itu dan terus saja melakukan aksi mereka jika ada kesempatan. Dengan kelompoknya maka mereka kuat. Pemuda-pemuda seperti ini biasanya akan selalu bersama kelompoknya. Kecil kemungkinan mereka melakukan ulah secara individu. Mereka akan berani jika bersama kelompoknya, dan itu akan menjadi gaya hidup mereka.Generasi pemuda semacam ini mudah sekali terpancing emosi. Hanya butuh sedikit saja gesekan maka akan timbul kericuhan. Pengendalian emosi sangatlah buruk. Mudah terprovokasi, bahkan untuk hal-hal yang kecil sekalipun.

Label yang diberikan di masyarakat bisa juga menjadi faktor penting. Kita boleh saja memberikan label alay pada suatu kelompok tertentu. Tapi tahukah anda bahwa itu berarti juga anda telah menyingkirkan mereka menjadi orang-orang yang terpinggirkan? Dengan melihat mereka sebelah mata berarti anda juga telah meremehkan mereka. Dan itu juga berarti anda telah menunjang mental mereka yang tidak menyukai anda-anda yang dianggap berada diatas mereka. Apa salah mereka sampai harus dipandang sebelah mata?

Yang mereka perlukan adalah pendidikan yang benar untuk membangun mental mereka kearah yang benar. Kita sebagai generasi muda itu ada untuk membangun Indonesia, bukan untuk saling berkelahi satu sama lain ataupun memandang remeh satu dengan yang lain. Semua orang punya lingkungan hidupnya masing-masing, dan yang diperlukan adalah rasa peduli satu sama lain. Dan anda harus ingat bahwa di negara kita para pemuda yang terjabarkan diatas ini memiliki jumlah yang sangat besar dan mereka juga bagian dari kita semua. Pemerintah dan aparat harus serius menyikapi hal ini agar kasus-kasus seperti ini tidaklah terulang lagi atau minimal berkurang. Anda bisa saja memiliki penilaian yang berbeda, bagaimanapun juga ini hanya opini saya.

Selasa, 20 September 2011

6 Alasan Memilih Busway Dibanding Angkot

Sebagai pengguna busway yang sudah cukup senior, saya akan memberitahukan beberapa alasan mengapa masyarakat sebaiknya lebih memilih busway daripada angkot:

1. Bus busway lebih nyaman dibandingkan naik angkot. Ber-AC, tidak ada tukang minta-minta ataupun pengamen yang kadangkala mengganggu kenyamanan. Juga gak ada preman dengan kata2 andalan 'ya maap ya pak bu, kita disini datang baik-baik......daripada kami berbuat kriminal blablabla'. Meskipun berdiri, saya rasa berdiri di busway lebih nyaman daripada berdiri di kopaja.

2. Busway sudah memiliki banyak koridor yang cukup menjangkau daerah-daerah di ibukota. Jadi anda tidak perlu repot-repot nyambung angkot sampai berkali-kali yang akan menyita ongkos lebih besar.

3. Dengan naik busway anda yang perempuan tidak usah takut akan diperkosa di dalam bus. Keamanan lebih terjamin dibandingkan angkutan umum lain. Para petugas sejauh pengamatan saya berlaku cukup tegas.

4. Naik busway berarti anda akan mengurangi melewati jalanan yang macet karena adanya jalur sendiri. Yah walaupun kadang jalurnya terhambat karena ada motor atau mobil yang ikutan di jalur busway.

5. Dengan naik busway anda bisa belajar bagaimana berlaku baik seperti memberikan tempat duduk pada orang usia lanjut atau sakit walau kadang anda harus dipaksa secara halus oleh kondektur untuk memberikan tempat duduk anda. Siapa tahu pahala anda semakin banyak.

6. Anda juga bisa melatih kesabaran anda saat harus mengantre panjang di halte-halte yang ada.

Itu 6 hal yang bisa saya lihat dalam menggunakan busway sebagai alat transportasi diluar kekurangan-kekurangan yang memang masih harus ditingkatkan lagi. Tapi jika anda lebih memilih angkot ya tidak apa-apa, bagaimanapun juga ini hanya opini saya.

Senin, 19 September 2011

Antara Busana atau Nafsu

Belakangan ini kita dihebohkan dengan berita pemerkosaan yang dilakukan di dalam angkot. Bagaimana bisa hal seperti itu terjadi? Berita yang saya dengan pelakunya sedang melarikan diri. Mungkin ini akan berlanjut seperti kisah Nazarudin yang lari keliling dunia baru setelah itu tertangkap. Tapi mungkin ini bedanya si pelaku hanya keliling RT saja. Apa yang ada di pikiran pelaku saat itu ya? Apakah mereka sudah sampai pada tahap tidak tahan lagi? Dan kenapa si supir hanya diam saja? Apakah dia enjoy melihat kejahatan tersebut terjadi di bangku penumpangnya? Mungkin dia tidak bisa download film bokep di rumahnya dan memanfaatkan saat itu sebagai penggantinya. Yah apapun alasannya tindakan mereka sangat tidak manusiawi dan tidak bermoral. Kemana perginya hati nurani?

Kita juga jangan seenaknya menyalahkan wanita dengan busana yang mereka pakai. Jangan menyalahkan wanita atas kelemahan emosi diri kita sendiri. "Makanya wanitanya jangan mancing pakai baju yang seksi-seksi..." menurut saya opini ini juga tidak tepat dan sering kali dikeluarkan justru oleh orang-orang yang lemah dalam mengontrol nafsunya. Kalau kita mau berpikir jernih, mana ada wanita yang ingin diperkosa, betul? Istilahnya kalau anda memang yang nafsuan jangan nyalahin wanitanya dong. Jadi kaum pria juga harus lebih dewasa terutama yang memang telah berusia dewasa dan sudah bisa berpikir dengan baik. Tingkatkan iman dan belajar mengontrol emosi nafsu kita. Minimal pikiran jangan kotor-kotor lah, sering-sering disapu yah.

Untuk para supir sebaiknya juga membantu dalam menjaga keamanan dalam angkutan mereka. Kalau buat saya sih tidak ada masalah apakah dia berseragam atau tidak, yang penting dia bisa nyupir dan berakal sehat. Jadilah pemberani jika terjadi hal yang tidak sepantasnya, jangan pasrah saja dan malah jadi penonton. Karena jika anda membiarkan hal kriminal terjadi, maka anda juga bisa terkena dampaknya. Kalau para supir tidak mau angkotnya kosong maka sebisa mungkin jaminlah keamanan bagi penumpangnya. Semakin banyak hal seperti ini terjadi bisa jadi setoran supir-supir akan semakin kecil dan berdampak pengurangan armada angkot dan semakin banyaklah pengangguran. OMG. Untuk masalah karyawati yang pulang malam, itu sudah pilihan mereka. Kita tidak bisa mengatur-atur jam kerja mereka karena mereka telah memilih dan itu masalah mereka mencari nafkah. Yang bisa kita lakukan adalah menjamin keselamatan mereka dalam bekerja. 

Kalau berbicara busana mungkin dengan kejadian ini kaum wanita harus lebih berhati-hati dalam berbusana jika naik kendaraan umum yang notabene memang keamanannya belum terjamin dengan baik atau bahkan memang tidak ada jaminan keamanan. Pakaian sopanpun bisa menimbulkan kontroversi. Sopan yang bagaimana? Yang terbuka itu yang seperti apa? Baju ini harusnya memang dipakai kemana? Semua orang bisa memiliki opininya masing-masing dan malah bisa menimbulkan perdebatan. Anda masih ingat kasus Inul? Dia sempat dikecam oleh oknum tertentu yang menganggap dia telah melakukan tindakan menjurus pornoaksi. Kalau menurut saya sih jogetnya si Inul sah-sah saja dan terserah dia. Pakaiannyapun juga tidak terbuka-buka sejauh pengamatan saya. Kalau saya lihat dancer-dancer yang menari di acara-acara konser justru lebih sangat terbuka dibanding dengan busana Inul. Lalu kenapa harus dia yang dikecam? Saya bukan Front Pembela Inul loh ya. Namun saya hanya ingin mengajak kita jangan terlalu menyalahkan orang lain atas kelemahan diri kita sendiri dalam mengatur nafsu kita dan sering kali menyalahkan yang ada dalam pengamatan kita disaat tertentu. 

Pemerintah dan aparat harus bergerak cepat dalam mengatasi masalah ini. Naik kendaraan umum harus diakui memang tidak ada jaminan dalam hal keamanan. Anda bisa dipalak, dijambret, dicopet, dan sekarang bertambah diperkosa. Tindakan tegas diperlukan disini agar rasa aman itu ada dalam masyarakat. Banyak di luar sana yang tergantung dengan angkutan umum dalam bertransportasi. Jangan biarkan mereka merasa tidak aman dan was-was setiap kali mereka harus beraktivitas. Untuk yang wanita harus lebih baik-baik dalam memilih busana. Setelah kejadian ini mungkin kalau mau naik angkot lebih baik jangan pakai yang pendek-pendek lah ya, takutnya ada mas-mas yang horny mendadak dan terulang kejadian yang sama. Karena kalau terus berdebat tentang pakaian tidak akan ada habisnya karena semuanya tidak mau mengalah. Kalau memang nyaman dengan yang pendek-pendek atau bahkan dituntut pekerjaan, mungkin sebisa mungkin jangan naik angkot. Untuk kaum laki-laki marilah berpikir dewasa, kuatkan iman kalian. Laki-laki itu ada untuk melindungi wanita, bukan untuk menyiksa dan terus-menerus menyalahkan wanita, yah tapi bagaimanapun juga ini hanya opini saya.

Sabtu, 17 September 2011

Mahalnya Menjawab

Kalau sebelumnya saya berbicara tentang senyuman, sekarang saya akan berbicara tentang menanggapi orang lain. Namun sebenarnya anda juga tidak akan mendengar saya berbicara karena saya hanya mengetik tanpa berbicara. Yah sudahlah.

Hari ini saya naik busway setelah pulang dari rumah teman. Dan harga tiketnya masih tiga ribu lima ratus. Saya pakai uang goceng dan kembali seribu lima ratus, terus kenapa.. Bus pertama datang juga. Saat pintunya terbuka orang-orang beberapa keluar dari bus. Karna tidak yakin bus itu jurusan mana maka saya ingin bertanya pada mas kondektur. Tapi saat saya baru berucap ''Mana ya....'' mas tadi langsung menyuruh supir untuk menutup pintu bus. Saya hanya terdiam menatapi bus yang lalu.

Saya tidak tahu apa yang dipikirkan mas kondektur itu. Apakah dia mengira saya tidak ingin naik, atau malas menambah orang di dalam busnya. Hal seperti ini tidak sekali saya alami, dan tidak sekali juga saya melihat orang lain dicuekin oleh kondektur. Sikap tidak mengenakan juga sering ditunjukan jika sedang bertanya jurusan bus. Sering kali mereka menanggapi dengan acuh serta tidak ramah. Apakah sesulit itu menjawab?

Mereka mngkin tidak tahu dampak mereka bersikap demikian. Ada sekali waktu saya menunggu busway bersama seorang bapak. Ia diperlakukan sama seperti saya hari ini yaitu dicuekin saat ingin bertanya kemaana jurusan bus tersebut. Bapak itupun berkata ''Memang ya seharusnya busway ini tuh dibakar aja semua. Semakin lama membuat arogansi semakin tinggi.'' mungkin bapak itu juga tidak sekali saja diperlakukan demikian. Citra busway bisa semakin jelek di masyarakat kalau banyak orang seperti bapak tadi yang diperlakukan demikian dan sudah berpikir sampai disana.

Pengalaman ini bisa kita lihat juga pada jenis-jenis yang berbeda. Yang ingin saya sorot adalah pentingnya kita menanggapi orang lain dengan baik dan sopan. Karna kita tidak tahu apa perasaan orang yang kita tanggapi dan apa akibat dari sikap kita terhadap orang lain. Hargai orang lain yang ingin berbicara dengan kita dengan menanggapainya, tapi bagaimanapun juga ini hanya opini saya.

Jumat, 16 September 2011

Just Smile

Dalam berinteraksi kita sering kali memakai simbol-simbol diluar bahasa yang kita keluarkan. Kalau ada orang yang sedang sakit kepala biasanya dia akan memegang dahinya atau bagian kepala lainnya dengan tangan ditambah dengan raut muka yang tampak pusing. Kalau orang memegang perutnya mungkin ia sedang sakit perut, atau bisa juga ia sedang lapar. Dan masih banyak lagi simbol-simbol lainnya. Kalau sedang senang atau marah maka simbol raut muka akan terpampang di wajah. Bicara tentang raut muka, sekarang ini banyak orang yang telah meninggalkan salah satu simbol yang mendunia dalam kehidupannya di masyarakat. Senyuman.

Menurut saya tidak ada yang tidak mengenal senyuman bukan? Atau tidak tahu bagaimana untuk membuat senyuman bukan? Ya, semua orang pun mengetahui maksud-maksud dari sebuah senyuman. Anda tidak perlu mengeluarkan kalimat sapaan panjang lebar kepada seseorang yang ingin anda sapa. Anda bisa menyingkatnya dengan sebuah senyuman manis di bibir anda, tapi tak perlu manis juga tak apa karena tipe-tipe setiap orang berbeda-beda, kecuali kalau anda memang ingin menarik perhatian orang yang ingin anda sapa. Jika bertemu orang bule, tersenyumlah pada mereka dan mereka kemungkinan besar akan membalas senyuman anda, itupun jika anda masih ingin mendukung penilaian lama bahwa orang-orang Indonesia itu terkenal dengan keramahannya. Orang-orang cenderung hanya memasang senyuman jika berada bersama orang-orang terdekat saja.

Saat ini ternyata senyuman itu sudah menjadi tindakan mahal. Tak perlu jauh-jauh mari kita lihat saja di kota-kota besar seperti Jakarta. Jika anda sedang mengantre di busway, anda bisa menghitung berapa banyak orang yang memakai senyuman di bibirnya. Kalaupun masih ada, anda bisa menghitungnya dengan jari-jari anda. Kalau jari tangan kurang bisa pakai jari kaki anda. Dengan sumpeknya antrean itu anda akan semakin sumpek melihat wajah-wajah kesal manusia yang sedang kepanasan. Emosi begitu mudah terpancing di tempat seperti ini, senggol sedikit saja jangan harap anda terhindar dari pelototan orang.

Senyuman bisa membuat orang yang diberikan senyuman merasa senang dan dihargai. Orang juga akan merasa senang berbicara dengan orang yang memasang senyuman di wajahnya ketimbang tidak. Tapi kadang kala arogansi membuat orang yang diberikan senyuman tidak mengembalikan senyuman yang dilemparkan kepadanya. Saya tidak tahu kenapa senyuman sekarang ini begitu sulitnya untuk dikeluarkan. Atau mungkin sedang ada wabah sariawan besar-besaran melanda daerah kita saya tidak tahu, kalaupun iya saya mungkin harus berjaga-jaga minum banyak vitamin C. Atau mungkin sudah ada undang-undang tentang larangan senyum di tempat umum, kalau memang ada kenapa sampai saat ini saya tidak tertangkap polisi? Atau apakah sekarang ini masyarakat kita jarang berhati senang? Hanya orang itu dan Tuhan yang tahu masalah itu. Kalau iya, mari berdoa agar kesenangan meliputi kita semua. Yah minimal saat antre busway semua orang sedang senang agar suasana sumpek bisa diredam.

Anda mungkin tidak menyadari pentingnya senyuman dalam interaksi kita. Setiap pelayan di tempat-tempat seperti restoran, cafe atau semacamnya pasti dianjurkan untuk membuat senyuman kepada pelanggannya. Bayangkan jika pelayan yang datang kepada kita memasang muka masam kita pun akan menjadi tidak nyaman bukan? Dalam berfoto pun senyuman akan lebih indah bukan? Tapi tergantung gaya anda masing-masing sih... Anda mau monyong, unjuk gigi, dan sebagainya juga bisa dikatakan indah. 

Yah paling tidak cobalah anda memulai lebih sering tersenyum dari sekarang. Dengan semakin banyaknya senyuman akan membawa suasana berbeda dalam masyarakat kita yang selalu diwarnai ketegangan dan masalah-masalah. Paling tidak anda bisa memberikan ketenangan sesaat bagi orang lain yang melihat senyuman anda. Jadi mulailah tersenyum kawan-kawan semua. Tapi suka atau tidak suka juga terserah pada anda, karena bagaimanapun juga ini hanya opini saya.

Kamis, 15 September 2011

Mas Kebersihan di Comuter

2 hari yang lalu saya naik kereta comuter line dari Bekasi menuju Jakarta setelah selesai menunaikan tugas seorang lelaki mengantar wanita ke tempat tinggalnya. Perjalanan saya dan dia baik-baik saja, kami berdua ngobrol-ngobrol dalam perjalanan dengan asyiknya. Mmm tapi bukan obrolan itu yang ingin saya bahas. Melainkan kebersihan gerbong kereta comuter line tersebut.

Gerbong yang saya naiki sangat sepi, mungkin karana saat itu sudah jam 7 malam. Saat saya duduk saya melihat sekeliling saya. Ada beberapa plastik yang berserakan di jalan gerbong. Ada juga kertas koran yang sudah abstrak bentuknya di lantai. Juga saya lihat di bangku ada sampah bekas makanan. Saya menganalisis itu adalah sampah bungkus roti yang terkenal karena rasa kopinya itu. Bicara tentang roti tersebut, enaknya roti itu dimakan anget-anget. Oke balik lagi ke gerbong. 

Ada lewat laki-laki petugas kebersihan yang dengan senjata andalannya sapu ijuk dan serokan datang untuk mengambil sampah-sampah yang berserakan. Saya mulai senang karena ternyata memang berbeda sekali kebersihan di kereta comuter dibanding kereta ekonomi. Saya mulai menaruh simpati terhadap tugas mas-mas tadi. Tapi itu hanya Sekelibat saja. Tak lama setelah ia menyerok dan mengambil sampah yang ada saya stund dengan apa yang ia lakukan berikutnya. Saya mengira awalnya sampah tersebut akan dikumpulkannya untuk dibuang ke tempat sampah yang nanti akan dikeluarkan dengan rapi keluar kereta. Ternyata saya salah. Tugas mas kebersihan tadi ternyata cukup mudah. Ia berjalan menuju pintu gerbong dan seketika merunduk. Ia memasukan sampah-sampah tadi ke kolong bawah sambungan gerbong yang berarti sampah tadi langsung menuju rel kereta yang di bawah kereta.

Jadi saya tersadarkan bahwa sampah-sampah yang berserakan hebatnya di rel kereta tersebut bukan hanya dibuat oleh para penumpang kereta ataupun orang-orang yang bermukim liar di pinggir kereta, melainkan juga oleh petugas kereta itu sendiri. Mungkin ini untuk memudahkan tugas petugas kebersihan atau mungkin hanya ulah malas si mas-mas tadi. Yah tapi apa mau dikata, memang sampah sudah seperti hiasan kota di Jakarta ini. Jakarta penuh dengan warna dengan banyaknya sampah. Kalau menurut saya Jakarta tak akan tertolong kalau melihat mental pekerja yang seperti mas-mas tadi berserakan di luar sana dalam segala sendi kehidupan. Itu baru yang saya temukan, kalau anda-anda? Pemikiran saya, mental pekerja kita yang harus diperbaiki, manuasianya. Minimal daripada semuanya jelek orang dan kendaraannya lebih baik kendaraannya saja yang jelek tapi orangnya berkualitas. Karna orang yang berkualitas akan membuat kendaraannya terlihat berkualitas pula. Kalau ahlinya Jakarta apa ya pendapatnya? Yah perilaku mas tadi mungkin hanya kejadian sangat kecil dari banyak lainnya namun cukup menjadi cerminan tenaga kerja di jakarta yang malas dan mau gampangnya saja, begitu juga pengelola yang diam saja dengan warna-warni rel kereta karena sampah, namun bagaimanapun juga ini hanya opini saya. 

Sapa Basa-basi

Permisi saudara-saudara sesama umat manusia sekalian, di Undang-undang ada pasal 28 yang berbunyi:


Pasal 28
Kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan lisan dan tulisan dan sebagainya ditetapkan dengan undang-undang.



Nah maka itu, saya bolehlah ikut mengutarakan opini-opini saya di blog saya. Kalau suka ya monggo dibaca, kalau tidak monggo klik tanda silang di tab browser anda. Bagus atau tidak, yah.. bagaimanapun juga ini hanya opini saya.


Salam,




LEGS