Jumat, 17 Agustus 2012

Hanya Selamat Ulang Tahun

Selamat ulang tahun! Selamat panjang umur dan sehat selalu! Semoga semua harapan dan cita-citamu bisa tercapai kelak. Di usia yang sekarang sudah seharusnya kepala menengadah tegak ke atas dan dada bisa dibusungkan dengan wibawa dari sosok yang dewasa. Selamat ulang tahun, Indonesia!

Jalan di sekeliling istana negara ditutup untuk mengamankan upacara bendera di hari peringatan kemerdekaan ini. Rumah-rumah dihiasi merah putih, pun juga gang-gang sempit dengan selokan yang mampet turut diramaikan oleh anak-anak kecil yang berlarian sambil memainkan bendera merah putih kecil mereka yang terbuat dari plastik. Indonesia raya dikumandangkan di setiap lapangan-lapangan sekolah sampai perkantoran. Lagu yang paling dihafal oleh seluruh rakyat Indonesia dinyanyikan dengan lantang menjurus ke teriakan.

Memberi hormat ke arah bendera yang ditiup dengan susah payah oleh angin panas dari teriknya kota yang telah bercampur dengan abu. Para kakek dan nenek di luar lapangan itu masih saja menengadahkan tangan ke atas sambil berharap anak-anak berseragam putih-putih sudi memberikan keping-kepingan atau mungkin lembaran rupiah mereka saat mereka pulang nanti.

Ia yang berulang tahun itu apakah tahu makna dari bertambahnya usia? Tahukah akan makna dari kedewasaan? Tahukah akan makna hidup dan kesejahteraan? Apakah akan jadi sama seperti anak kecil yang berulang tahun yang merengek dibelikan kado di hari ulang tahunnya? Tak ada kue cukup besar untuk merayakan ulang tahun ini, tak ada lilin yang cukup besar untuk kita tiupkan bersama-sama. Yang ada hanya matahari yang mungkin bisa padam dengan air mata jutaan nyawa.

Para muda-mudi sibuk menyatakan selamat bertambah usia dengan berbagai macam kreatifitas penyusunan kata lewat social media. Kecintaan akan negara mereka tunjukan dengan memasang bendera bangsa. Para artis sibuk mencari rangkaian kata saat diwawancara. Tak ketinggalan si bapak negara berpidato di depan bangsanya. Semua orang punya caranya masing-masing untuk memberikan ucapan dirgahayu untuk ibu pertiwi.

Ketahuilah 67 tahun bukanlah usia yang muda. Sampai detik ini kita masih berkembang, walau saya tak yakin apakah mereka para pemegang kekuasaan tahu kemana sebenarnya negara ini ingin dikembangkan. 

Sesuatu yang dibiarkan secara terus-menerus akan berakhir sebagai sebuah kebiasaan. Ketika kebiasaan itu sudah terbentuk dan berakar dalam maka hal itu akan sangat sulit untuk dirubah. Ketika sebuah keadaan dianggap baik-baik saja atau dianggap sudah biasa, maka tidak akan ada dorongan yang besar untuk merubah keadaan tersebut. Sekarang mari kita melihat ke sekeliling, muka-muka puas akan keadaan saat ini masih saja banyak terpajang di gedung-gedung pencakar langit yang enggan untuk merunduk.

Mereka yang keroncongan itu tak butuh pesta pora. Tak butuh diundang ke perayaan ulang tahunmu. Tak butuh pula diajak untuk memotong kue bersama. Mereka hanya ingin kau melihat mereka, hanya ingin salam dan tatapan anda benar-benar berasal dari kedukaan yang ada di jiwa. Mereka ada di antara kita, mereka bagian kita.

Para pemuda tak perlu berangan jauh untuk menjadi kapten kapal yang berniat mengatur jalannya bahtera nusantara. Jadilah dulu seorang kapten sehingga bisa tahu bagaimana caranya menjadi pemimpin kapal. Sukseskanlah dahulu dirimu, baru negaramu.

Yang berada di atas sana, mungkin segala sesuatu butuh proses, namun ketahuilah pula kelaparan seseorang juga bisa berproses menjadi kematian. Ketahuilah pula bahwa frustasi juga berasal dari proses. Kriminalitas adalah buah dari proses pula. Kemerdekaan juga sebuah proses, begitu pula dalam mempertahankannya. Waktu adalah pertaruhannya. Mau berapa banyak lagi waktu yang habis tanpa menjadi apa-apa.

Sekali lagi selamat ulang tahun saya ucapkan. Kepada kamu, kalian, keluarga anda, teman-teman sekalian, kepada anda semua baik yang menikmati sofa empuk maupun yang tak beralas, yang berpuasa maupun yang tidak, yang bermata bulat sampai yang sipit, yang berkulit putih, cokelat, maupun hitam, yang menonton TV di kamar atau yang menonton bersama di rumah Kepala Desa, yang berpikir ingin makan malam apa dan yang gundah apakah malam ini makan atau tidak, kepada mereka yang menepuk-nepuk tangan di lampu merah dan mereka yang bercanda dengan bertukar pesan lewat gadget masing-masing, dan tentunya kepada diri saya sendiri. Kita semua Indonesia.

Kita semua berulang tahun hari ini. 17 Agustus 2012 kita berusia 67 tahun. Silahkan pasang senyuman terindah di hari ulang tahun kita. Bagaimanapun juga ini hanya opini saya.

Rabu, 15 Agustus 2012

Nikmatnya Tantangan

Kesibukan baru, lingkungan baru, tanggungjawab baru dan hal-hal baru lainnya sedang menghampiri saya saat ini. Sudah satu bulan saya tidak menulis dan akhirnya saat ini saya kembali sempat untuk menulis di blog ini. Untuk kali ini saya ingin berbagi dan bercerita mengenai hal yang kita sebut sebagai tantangan. 

Bagi saya tantangan dan hal atau sesuatu yang baru adalah dua hal yang tidak bisa dipisahkan satu sama lain. Di setiap hal baru terdapat tantangan yang menyelimuti di luarnya, dan sebuah tantangan adalah hal baru yang menantang pribadi diri kita ketika itu tiba-tiba datang menghampiri tepat di depan muka kita. Apakah hal-hal baru selalu menantang? Tidak juga. Tapi sebuah hal baru yang menantang pastilah berujung pada sebuah dorongan untuk mempelajari atau berubah ke suatu hal yang baru.

Sebuah tantangan bisa merubah kita. Tapi perubahan itu bisa saja ke arah positif juga negatif. Positif dan negatifnya perubahan itu juga bisa berasal dari hal baru yang datang ke diri kita. Ketika hal itu buruk tentu akan merubah kita ke arah yang negatif, sebaliknya jika hal baru itu adalah sebuah hal yang dapat membangun diri ke arah yang baik maka kita akan kaya dengan hal yang positif. Semua itu juga bergantung pada daya saring diri kita yang menentukan penerimaan dan perubahan kita.

Misal saja seorang anak SMA ditawari untuk mencoba mengkonsumsi narkoba oleh sahabatnya yang memang sudah merupakan pemakai. Bisa saja dalam diri si pemuda SMA itu mengkonsumsi narkoba adalah sebuah tantangan baru atau hal baru yang sangat menantang untuk dicoba. Ketika tantangan seperti itu diterima dalam dirinya makan akan menuntunnya ke arah yang negatif yakni pemakai narkoba.

Sedangkan contoh tantangan yang positif adalah sebagai berikut. Ketika anda seorang mahasiswa ditawari sebuah tugas sebagai ketua kelompok besar atau pun diberi kesempatan untuk memimpin sebuah organisasi maka sebuah tantangan positif akan menghampiri anda. Memimpin orang-orang bisa saja merupakan hal baru bagi anda. Meskipun anda mungkin pernah menjadi pemimpin sebelumnya, menjadi pemimpin di tempat yang baru atau dengan orang-orang yang baru juga merupakan tantangan yang bisa anda ambil sebagai sebuah pengalaman yang baru. 

Namun mengambil sebuah tantangan yang positif bisa saja berbuah hal yang negatif pada diri anda ketika anda mengambil tantangan yang anda sebagai pribadi tidak sanggup untuk menerima tugas dan beban yang akan mengikat anda nantinya. Tak semua tantangan positif perlu anda ambil. Pilihlah mana yang anda rasa anda mampu untuk melakukannya dan mana yang anda rasa terlalu berat untuk anda.

Saya selalu menganggap sebuah tantangan yang menghampiri saya sebagai sebuah anugerah dalam hidup saya. Mengapa? Karena sebuah tantangan membuat saya berbuat suatu hal yang akan memacu diri saya untuk bertindak lebih dari biasanya. Mempelajari hal-hal baru juga hal yang sangat menyenangkan dan bagian dari tantangan. Tak jarang sebuah tantangan akan merubah kita dari diri kita yang sekarang ini.

Tantangan terbesar saya selama hidup saya adalah ketika saya memilih bekerja dibanding langsung melanjutkan pendidikan saya ke tingkat perguruan tinggi. Itu merupakan hal dan keputusan besar yang bahkan tidak terpikir sama sekali akan menghampiri saya. Sebuah keputusan yang ternyata berbuah sebuah perubahan besar dalam diri saya sebagai pribadi yang telah dewasa. 

Tahap awal ketika tantangan saya itu saya ambil adalah sangat berat. Hal baru yang saya lakukan itu terasa berat karena saya merasa sendiri melakukan hal seperti itu. Berbeda dengan semua teman-teman saya. Berbeda dengan kelompok saya baik kecil atau besar. Konflik batin terjadi dalam diri saya. Di satu sisi saya tidak ingin melakukan hal itu dan di sisi lain kedewasaan saya berusaha meyakinkan saya untuk berkata "Ya, ini yang terbaik untuk saya dan keluarga saya."

Salah satu hal yang menjadi tantangan kita sebagai generasi muda secara umum adalah menjadi berbeda dengan orang lain. Pilihan kita terkadang langsung didasari oleh pilihan orang lain, pilihan dari kelompok kita. Tak pernah terpikirkan untuk menjadi berbeda dengan orang lain. Pola pikir kita mengikuti apa yang dipikirkan  oleh orang kebanyakan tanpa melihat apa yang sebenarnya terbaik untuk diri kita masing-masing.

Tak jarang pula kita sering bermain aman untuk tidak mengambil tantangan-tantangan yang ada. Memilih untuk melakukan hal-hal biasa yang tidak berbeda dengan yang lain. Tidak perlu mengambil resiko atau beban-beban yang melelahkan. Hidup hanya mengikuti arus saja. Namun itu tidak salah karena mempelajari hal baru atau tidak merupakan pilihan dari setiap orang. 

Menurut saya tantangan adalah bumbu penikmat dari perjalanan hidup kita. Siapapun kita, tantangan akan hadir menghampiri kita, dan tantangan itu tak akan memberikan pengumuman sebelum menghampiri kita. Ia akan langsung menghampiri kita yang bahkan tak jarang mengagetkan kita. Soekarno juga pasti terkejut ketika para pemuda menculik ia dan petinggi lainnya ke Rengasdengklok. Tantangan untuk memerdekakan Indonesia dalam tempo singkat ia ambil dan akhirnya lahirlah negara kita ini.

Bersiaplah untuk hal-hal baru yang akan menghampiri anda dan pastikan diri anda memiliki penyaring yang kuat untuk menyaring hal-hal baru yang akan menghampiri anda dalam waktu dekat atau pun dalam beberapa waktu ke depan selama hidup anda. Namun ketahuilah, ketika sebuah tantangan itu berhasil anda lahap dan lakukan dengan sukses, anda akan merasakan kenikmatan. Namun seperti biasa, bagaimanapun juga ini hanya opini saya.