Kamis, 01 Maret 2012

Otak Balita

All men who have achieved great things have been great dreamers. - Orison Swett Marden

Saat saya masih kecil saya sangat senang berkhayal. Setiap kesempatan saya bermain pastilah saya berkhayal. Tentu saja anda semua pasti demikian di usia belia anda. Imajinasi kita begitu hidup. Tak ada yang membatasi angan-angan kita. Kita seperti memiliki dunia kita sendiri. Namun dengan bertambahnya usia, tidakah anda merasa bahwa imajinasi itu perlahan pudar?

Manusia memang dalam usianya yang telah dewasa atau lanjut tetap bermimpi, berangan-angan, ataupun berharap terhadap sesuatu. Namun dalam setiap pengembangan diri yang mereka lakukan, imajinasi itu perlahan tidak digunakan lagi karena berbagai macam alasan yang mengotak-ngotakan pikiran mereka.

Mereka yang telah cukup lama hidup di dunia akan terbawa dengan apa yang disebut realitas. Mereka membatasi otak mereka dengan kenyataan-kenyataan yang ada di dunia mereka. Angan-angan dan imajinasi mereka perlahan hilang dikarenakan pikiran yang mulai kaku. Berimajinasi dianggap hanyalah barangnya anak kecil atau muda saja. 

Menurut saya itu adalah kelemahan mereka generasi tua. Mereka terlalu membatasi diri. Semua hanya berjalan sesuai pada alur yang begitu-begitu saja. Penggunaan imajinasi sebagai sebuah alat untuk berkembang tidak lagi digunakan. Bahkan tak jarang imajinasi dan bayangan generasi muda dibatasi dengan doktrin-doktrin yang diberikan. Mereka menganggap apa yang sudah bertahan dan berjalan lama berarti sudah benar.

Perkembangan hanya bisa terjadi jika mereka mau berubah dan tahu ingin berubah seperti apa serta melakukannya. Kalau mereka tidak membayangkan sesuatu maka tidak ada bayangan yang diimpi-impikan. Khayalan-khayalan anak muda kadang hanya ditertawai dan menjadi gurauan saja. Dan mereka yang imajinasi serta khayalan mereka ditertawai lama kelamaan seperti merasa disadarkan dan menjadi realistis. Tapi apa sebenarnya realistis? Apa memang ada yang disebut realistis? Kalau iya kenapa banyak orang berkata 'tak ada yang tak mungkin di dunia ini' ? Seseorang yang berkata negara ini masih ada harapan namun dilain kesempatan berkata bahwa ia realistis? Bagaimana bisa?

Generasi tua terlalu banyak berteori. Dan lama-kelamaan ditularkan ke generasi muda. Mereka menganggap dengan usia yang lebih tua maka mereka merasa lebih tahu dengan dunia. Anda merasa itu benar? Kalau saya merasa tidak juga. Mengapa? Memang usia mereka lebih tua, namun zaman telah berubah. Zaman mereka tumbuh berbeda dengan zaman kita tumbuh. Dan kita berkembang di zaman yang jauh berbeda dengan mereka. Sesungguhnya kita sama saja dengan mereka, mereka mengetahui apa yang mereka ketahui di zaman mereka dan kita mengetahui apa yang ada di zaman kita. Siapa kira Obama bisa menjadi presiden AS padahal dia kulit hitam yang dahulu sangat tidak diterima oleh kulit putih disana? Itu semua karna zaman telah berubah dan tidak berhenti begitu saja.

Manusia berimajinasi untuk bisa terbang di udara. Maka ada di antara populasi manusia ini yang menghasilkan secara nyata imajinasi itu dengan menemukan pesawat. Apakah anda berpikir itu terjadi begitu saja? Tentu tidak. Seseorang bermimpi dan mengimajinasikan negaranya kembali menguasai Eropa dan sekitarnya, maka hiduplah seorang Hitler, sosok yang begitu ditakuti saat itu. Ada khayalan dan ada kemauan untuk menghasilkan sesuatu dari imajinasi itu. Masalah bagaimana dan dengan cara seperti apa imajinasi itu dituangkan, semua orang berhak memilih jalan mereka masing-masing. Bermimpi. Ya semua berasal dari mimpi kita.

Anda yang sampai usia remaja atau dewasa masih menyenangi film-film kartun atau animasi serta komik sebenarnya tak perlu malu. Justru hal-hal seperti itu sesungguhnya merangsang imajinasi kita. Kita dibawa berkhayal dengan cerita-cerita mustahil tersebut. Otak kita menjadi tidak terbawa oleh pikiran-pikiran kaku yang membosankan. Tidakah anda merasa demikian? Namun seringkali mereka yang masih menggemari hal-hal seperti itu ditertawai dan dianggap anak kecil. Padahal menurut saya tak ada hubungannya sama sekali. Mereka adalah orang-orang bebas yang dengan leluasa menikmati imajinasi mereka yang begitu luas. Sejujurnya hidup mereka begitu indah karena tak ada batasan-batasn dalam pemikiran mereka.

Bukan berarti saya mengajak anda semua bertingkah seperti anak kecil terus-menerus. Imajinasi seorang anak balita lah yang perlu kita pertahankan. Mereka dengan bebasnya melihat segala sesuatu dari segala sudut pandang. Tak ada kata benar atau salah di benak mereka. Yang mereka pikirkan hanyalah berimajinasi sejauh yang mereka mau. Dan kita yang telah mampu melakukan apa yang kita mau diberi kekuatan untuk membuat nyata imajinasi itu. 

Toh sampai saat ini tak ada yang mengenakan biaya untuk anda berimajinasi. Karena itu jangan berhenti untuk bermimpi, imajinasikan keinginan anda. Tentu saja jangan hanya hal yang bertentangan dengan norma sosial saja yang anda bayangkan. Meski saya merasa di negara ini mereka yang menggunakan imajinasi mereka dengan baik adalah para palaku kriminal. Kenapa? Karena mereka dengan fleksibel memikirkan keinginan mereka dan mengimajinasikannya, lalu melakukannya. Mereka yang mengatur jalannya negara ini terlalu kaku dan berkepentingan sehingga mereka tidak tahu lagi harus apa karena impian dan bayangan mereka telah pudar. Orang yang memiliki imajinasi tinggi akan mengalahkan dan selangkah lebih maju dibanding mereka yang hanya berkutat pada peraturan dan doktrin-doktrin kaku yang bahkan tidak tahu mana yang benar dan salah.

Sekarang ini sudah banyak sekali generasi muda yang ikut-ikutan berpikiran kaku. Saya ingin mengatakan bahwa janganlah terlalu terbawa oleh pemikiran-pemikiran yang terlihat tegas dan benar. Lihatlah dari semua sudut pandang yang ada di dunia ini. Karena menurut saya itulah enaknya menjadi orang muda. Kita bisa bebas melihat dunia ini. Jangan sia-siakan usia muda anda dengan menjadi orang yang kaku. Santailah sejenak dan banyaklah mencari referensi. Imajinasikan angan-angan anda dan jangan hapus mimpi anda.

Einstein juga mengiyakan betapa imajinasi itu lebih penting dibanding pengetahuan yang anda punya. Jadi untuk apa membatasi imajinasi anda? Jika negara ini mau berubah maka negara ini membutuhkan generasi muda yang masih berani berimajinasi untuk memperbaiki apa yang sudah ada. negara tidak butuh lagi tambahan orang-orang yang putus asa terhadap negara sendiri. Bagaimanapun juga ini hanya opini saya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar