Minggu, 18 November 2012

MENULIS: ANTARA WARISAN DAN SENJATA

Rangkaian huruf-huruf bergandengan menghasilkan barisan kalimat yang teratur. Kalimat-kalimat bernyanyi mendengungkan butiran makna, dilema, rasa, dan berita ke mata yang langsung dikonsumsi otak. Pikiran tergerak oleh lembaran-lembaran kalimat yang telah tersusun rapih dan sistematis. Mulai dari hal kecil sampai hal besar bisa bermula dari membaca sebuah goretan maupun ketikan yang mengandung kekuatan dari si penulis maupun si pengetik. Tulisan, pernahkah anda berpikir betapa kuatnya dia?


Sebuah ide atau gagasan adalah salah satu dari warisan. Gagasan maupun ide bisa datang kapan saja dan dimana saja. Namun tak semua pikiran-pikiran tersebut bisa terus teringat dan bertahan cukup lama dengan daya ingat yang terbatas. Dan salah satu cara untuk mempertahankannya adalah dengan mengkonversikannya ke dalam bentuk tulisan. Hampir seluruh tokoh mulai dari negarawan, politikus, cendekiawan, pemerhati, aktivis, pengajar, dan yang lain sebagainya pernah menghasilkan sebuah tulisan.

Setiap tulisan bisa memiliki tujuan yang berbeda-beda sesuai dengan konteksnya. Sebagai contoh ketika dulu anda membuat surat cinta pastilah tujuan dari tulisan anda adalah bahwa orang yang anda sukai menyadari perasaan anda atau bahkan bisa menerima anda menjadi kekasihnya. Bisa juga sebuah tulisan ditujukan untuk kepuasan diri sendiri seperti menulis sebuah catatan harian. Seseorang menulis catatan harian untuk kepuasan dirinya sendiri. Dengan demikian sebuah tulisan bisa ditujukan untuk diri sendiri maupun orang lain. Setiap tulisan memiliki alasan untuk dibuat. Dan alasan itu bisa membuahkan sebuah daya tarik maupun kekuatan terhadap tulisan tersebut.

Hal yang baik dari menulis adalah kita bisa menjaga agar buah pemikiran kita tetap ada dan teringat. Sebuah ide yang baik sepatutnya dimasukkan ke dalam sebuah tulisan. Berbicara saja tidaklah cukup. Jika dikombinasikan dengan sebuah tulisan maka efeknya bisa lebih baik untuk tujuan yang ingin kita capai. Seperti layaknya sebuah seminar biasanya akan dibagikan bahan seminar terlebih dahulu untuk dibaca agar para pengunjung dapat mengerti akan dibawa kemana seminar itu. Tulisan adalah sebuah panduan yang baik untuk segala hal.

Sebenarnya adanya jejaring sosial saat ini begitu memancing seseorang untuk menulis. Banyak sekali orang yang suka menuliskan sesuatu di akunnya masing-masing dengan tingkat intensitas yang berbeda. Itu adalah hal yang baik karena seseorang secara tidak langsung dipancing untuk menulis dan diberikan ruang untuk melakukannya. Dan tulisan-tulisan di jejaring sosial itu menggambarkan bahwa banyak orang yang lebih suka menuangkan perasaan atau pikirannya dengan bentuk tulisan. Ada orang yang cukup pendiam atau tidak terlalu banyak bicara namun begitu 'berisik' di Twitter. Itu terjadi karena dengan menulis ia bisa dengan sebebas-bebasnya mengungkapkan apa yang ada di dalam pikirannya. Yang perlu ia hadapi hanyalah layar komputer atau smartphone-nya. Begitu bebas dan mengalir.

Menulis juga merupakan sebuah pergerakan yang efektif untuk menggerakkan atau memajukan masyarakat, bahkan efeknya bisa begitu besar. Ketika seseorang menulis di koran, blog, atau majalah, yang membaca tulisannya akan luas jangkauannya. Dan tulisan itu bisa terus teringat dan dibaca berulang kali. Bandingkan jika pemikiran itu dituangkan hanya dalam cara lisan, mungkin mengena di awal namun akan dengan cepat terlupakan. Itulah mengapa teori-teori dalam semua ilmu dituliskan, karena penyampaian lisan saja tidak cukup.

Selain itu sebuah aksi jika dibarengi dengan tulisan akan dapat sangat efektif dalam menggerakkan masyarakat. Sebagai contoh sebuah demonstrasi tidaklah lengkap jika tak ada sebuah tulisan yang bisa dibuat untuk menggerakkan kalayak. Kekuatan sebuah tulisan bisa menggerakkan dan mengubah pikiran orang-orang. Sebagai contoh mari ambil dari aksi mahasiswa. Tidak semua orang bisa melihat mereka berdemonstrasi dan mendengar teriakan-teriakan mereka. Berbeda jika mereka membuahkan aksi mereka dalam sebuah tulisan yang bisa disebarkan ke masyarakat dan memancing masyarakat untuk membacanya. Masyarakat bisa lebih mengerti akan aksi anda dan juga sebagai pencerdasan yang baik.

Tulisan juga merupakan senjata para kritikus untuk menyerang pemerintah. Kata-kata adalah senjata mereka. Tulisan-tulisan adalah bius bagi masyarakat yang membacanya yang bahkan tidak perlu tahu wajah si penulisnya. Dibandingkan dengan tampil di TV, tulisan mereka di surat-surat kabar bisa lebih mengena dan membuat pemerintah risih. Disitu juga letak kekuatan dari pers. Di era sekarang dimana kebebasan pers ada, opini dan kritik mengalir deras dan sulit untuk dibatasi. Tulisan-tulisan dengan bebas disebarluaskan di media. Dan tak jarang sebuah tulisan digunakan untuk membentuk sebuah opini publik yang diinginkan. Ya, tulisan adalah senjata yang ampuh untuk menyerang pemerintah. Apalagi sekarang seseorang bisa dengan bebas mengkritik pemerintah dengan tulisan mereka tanpa ada tekanan berarti.

Namun bagaimana dengan para pemuda saat ini? Apakah pemuda sekarang suka menulis? Untuk hal ini menulis di jejaring sosial tidak masuk hitungan. Bisa dilihat di surat-surat kabar bahwa yang biasa menulis adalah generasi yang memang adalah para pakar yang memang sudah memiliki nama atau setidaknya memiliki gelar di bidangnya. Generasi muda yang suka menulis cenderung kepada karya sastra seperti novel, cerpen, atau karya fiksi lainnya. Tulisan-tulisan yang menyorot bidang sosial politik yang dihasilkan oleh anak-anak muda cenderung minim dan sulit untuk kita temui. Anak muda pada umumnya menjauhi bidang tersebut dan lebih menyukai hal-hal yang ringan.

Padahal menurut saya generasi muda adalah mereka yang mempunyai pemikiran yang masih segar dan tidak terlalu terikat oleh kepentingan-kepentingan yang besar seperti mereka yang sudah lebih berumur atau yang sudah menjadi profesional. Bagi saya pemikiran segar seorang mahasiswa adalah hal yang baik untuk dibagikan dan dikembangkan ke dalam sebuah tulisan. Tulisan-tulisan yang dihasilkan akan lebih 'bebas' dan bisa melihat dengan mata yang terang terhadap fenomena yang ada. 

Budaya menulis harus dikembangkan di generasi muda Indonesia. Mulailah bergerak dari hanya menulis di jejaring sosial yang hanya berisi curhat-curhat kecil ke tulisan-tulisan yang lebih berisi dan lebih memiliki makna yang berarti. Tak perlu takut untuk menulis karena pada dasarnya setiap orang memiliki kemampuan untuk itu. Karena itu, kenapa takut untuk menulis? Mulailah dari sekarang. Ambil pulpenmu dan ayunkan jemarimu, ambilah keyboard dan ketukkan kalimat-kalimatmu. Menulis itu menyenangkan. Namun bagaimanapun juga ini hanya opini saya.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar