Selasa, 18 September 2012

Waktu: Harta dan Dilema

Seperti yang tertulis di judul posting saya yang kali ini, kali ini saya ingin membicarakan mengenai waktu. Dalam pandangan saya waktu adalah harta dan sekaligus dilema. Waktu adalah sesuatu yang menyelimuti kita setiap saat sekaligus pengingat dan pengawas kita. Waktu terus berjalan serentak dengan setiap derap langkah dan tetesan keringat yang menceritakan pengalaman pertumbuhan seorang bayi yang telah menjadi sepuh nan tua.

Waktu adalah harta kita. Apakah anda merasa demikian? Jika anda merasa saat ini anda sangat kekurangan dan putus asa karenanya, ketahuilah bahwa anda masih memiliki salah satu harta yang sangat bernilai yakni waktu. Anda membutuhkan waktu untuk menghasilkan sesuatu atau pun untuk tumbuh dan berkembang. Waktu adalah pedoman kita untuk melihat sekaligus mengamati sebuah perkembangan. Setiap kejadian ditandai dan diingat berdasarkan waktunya. Waktu adalah penanda kehidupan dan eksistensi.

Berharganya waktu akan kita rasakan saat kita membutuhkannya untuk menghasilkan sebuah karya atau penegasan-penegasan keberadaan diri. Kita tak akan bisa memandang harga dari sebuah waktu tanpa sebuah hasil dari apa yang kita kerjakan. Semua hal yang kita kerjakan atau hasilkan adalah buah dan harga yang dibayarkan dari waktu yang tak kelihatan itu. Jadi anda hanya bisa mengatakan anda menghargai waktu ketika anda melakukan sesuatu yang menghasilkan, apapun itu.

Di balik itu, waktu ternyata adalah pengawas kita yang paling setia. Waktulah yang selalu mengingatkan kita sudah sampai dimanakah langkah kita saat ini dan apa saja yang sudah berhasil kita perbuat untuk diri sendiri dan orang lain. Kita berjalan pada sebuah kolom waktu yang berparalel dengan kolom-kolom yang lain. Dari kolom-kolom itu kita akan saling bergesekan dan beririsan dengan jalur orang lain yang membuahkan suatu keterikatan waktu antar sesama kita.

Ketika anda merasa kosong dan tak merasakan apapun, cobalah ingat timeline hidup anda sejenak. Sudah berapa cek point kehidupan yang telah anda lewati sampai pada detik ini. Rasakanlah bahwa waktu enggan untuk menunggu anda. Enggan untuk melihat kemampuan dan keterbatasan anda untuk berlari bersamanya. Ia tak mau untuk menemani anda mendapatkan lagi suasana nyaman saat itu hilang. Ia tak perduli jika anda sampai harus menyeret kaki anda yang jarang menjadi pijakan itu untuk bergerak, berlari bersamanya.

Terkadang kita dibatasi oleh waktu yang secara tak sadar kita bentuk sendiri. Kita dikejar oleh jenjang waktu yang kita ciptakan maupun yang diciptakan oleh tuntunan peran kita. Pembagian waktu menjadi hal yang penting sekaligus penting. Pada saat seperti itu, anda akan merasakan bagaimana sebuah waktu pada dasarnya berjalan dengan sangat cepat.

Salah satu hal yang membahagiakan bagi seorang pemuda adalah bahwa ia masih memiliki banyak waktu. Tentu waktu yang banyak tersebut adalah modal yang sangat besar untuk menjadi, menghasilkan, atau berbuat sesuatu. 

Waktu adalah kesempatan. Hidup kita adalah sebuah rentang waktu yang merupakan kesempatan yang terus bergulir. Setiap detik secara tidak sadar merupakan kesempatan kita. Kesempatan untuk melakukan sesuatu. Sadarkah sudah berapa banyak kesempatan yang anda lewatkan dengan membuang beribu-ribu jam yang anda buang percuma?

Jadikanlah waktu hidup anda sebagai pernyataan eksistensi anda, keberadaan anda. Waktu adalah harta anda yang bisa membayar segala hal di dunia. Di sisi lain, semua hal memerlukan waktu baik secara langsung maupun tak langsung. 

Ya, saya hanya mengajak anda lebih menengok ke sesuatu yang kita sebut sebagai waktu. Sebentar menepuk sahabat kita yang bernama waktu dan berkenalan. Sesuatu yang bahkan jarang kita sebut itu. Sesuatu yang sering tak kita pedulikan yang ternyata adalah kunci dari segala hal. Kenalilah waktu anda, dan rajailah. Tundukkanlah waktu, jangan mau tertunduk karena waktu. Waktu adalah harta kita, sekaligus dilema dalam keterbatasan seorang manusia. Bagaimanapun juga ini hanya opini saya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar