Rabu, 07 Mei 2014

SETUJU FISIP GELAP?

Belakangan ada isu yang santer terdengar perihal jam malam yang akan segera diberlakukan di FISIP. Ini bisa kita kaitkan dengan pemadaman lampu di beberapa areal FISIP ketika malam hari. Selasar MBRC yang menjadi tempat yang seringkali menjadi tempat mahasiswa dan mahasiswi FISIP untuk belajar, mengerjakan tugas, atau sekedar refreshing lewat internet saat ini sering dimatikan lampunya ketika malam hari. Takor juga beberapa kali dipadamkan lampunya di saat masih banyak mahasiswa yang masih berkumpul dan mengobrol bersama. Lalu orang-orang bertanya apakah ini karena daya listrik FISIP tidak kuat sehingga harus dimatikan? Penghematan listrik? Atau ‘pengusiran’? Benarkah mahasiswa FISIP dianjurkan untuk tidak pulang malam?


Hal-hal di atas bisa kita hubungkan dengan berita-berita kurang mengenakan tentang keamanan di UI. Banyak kasus penjambretan, bahkan perampokan, yang menjadikan mahasiswa dan mahasiswi sebagai sasaran. Mahasiswa dan mahasiswi FISIP juga ada yang menjadi korban. Pemberlakuan jam malam sering dihubung-hubungkan sebagai solusi agar tidak terjadi lagi kasus kriminalitas di UI. Yang disalahkan justru mahasiswa yang pulang terlalu larut malam. Bila logika ini yang digunakan maka FISIP yang masih sangat ‘hidup’ pada malam hari dibandingkan dengan fakultas-fakultas lainnya akan menjadi sasaran utama kebijakan jam malam.

Sebenarnya ada alasan yang kiranya bisa menjelaskan mengapa lingkungan FISIP bisa lebih hidup di malam hari. Waktu kuliah yang telah menyita waktu sampai dengan sore hari menyebabkan mahasiswa dan mahasiswi akan menghabiskan banyak waktunya di kelas. Apalagi banyak sekali kelas paralel yang baru selesai pkl.19.00 atau lebih. Sore hari ketika keluar dari kelas mahasiwa dan mahasiswi akan santai sejenak bersama kawan-kawannya. Waktu efektif untuk organisasi, rapat dan lain sebagainya, adalah malam hari setelah sholat maghrib. Begitu juga dengan aktivitas komunitas seni dan olahraga yang baru bisa dimulai sore hingga malam hari. Kita belum menguranginya dengan waktu yang dibutuhkan untuk mengerjakan tugas di kampus. Ditambah lagi dengan tingkat minat dan bakat anak-anak FISIP cukup tinggi di bidang olahraga dan seni. Organisasi di FISIP pun termasuk banyak jumlahnya. Dengan demikian adanya jam malam tentu akan meminimalisir ruang gerak mahasiswa untuk berorganisasi atau menyalurkan minat dan bakat mereka di komunitas.

Di samping itu yang tak kalah penting adalah kultur anak-anak FISIP untuk ‘nongkrong’ hingga larut malam. Itu adalah kultur di FISIP yang mungkin paling membedakannya dengan fakultas-fakultas lainnya. Anak FISIP terbiasa untuk ngobrol berlama-lama di takor, selasar-selasar, atau tempat tongkrongan hingga larut malam. Yang diobrolkan dan didiskusikan dari hal paling tidak penting sampai hal yang bisa menjadi awal sebuah gerakan besar. Tetapi yang paling penting adalah budaya ‘nongkrong’ ini banyak menjadi sarana mahasiswa dan mahasiswi bertukar pikiran. Kebiasaan ini bisa tergerus bila jam malam ini diberlakukan. Budaya diskusi di FISIP sebenarnya tersimpan di meja-meja Takor, selasar MBRC, atau mushola. Bila jam malam ini diberlakukan, maka kita harus bertanya kemana arah Fakultas yang memiliki nama ‘Sosial’ ini ingin dibawa ketika waktu yang mereka gunakan untuk bersosialisasi saja dibatasi?


Bila kita melihat hal tadi, berarti pemberlakuan jam malam bukanlah masalah anak-anak organisasi kampus seperti BEM dan HM yang tidak bisa menyelenggarakan rapat hingga larut malam lagi. Ini bukan masalah anak-anak KMF yang tidak bisa lagi berlatih dan bermain musik hingga larut malam di Yongma. Ini juga bukan masalah anak-anak KTF yang jam latihannya di malam hari bisa jadi dikurangi. Ini juga bukan masalah anak-anak paralel yang pulang malam sehingga tidak bisa menggunakan MBRC selepas kuliah. Dan ini juga bukan hanya masalah mereka yang sering sekali menginap di kampus. Ini masalah kita semua sebagai mahasiswa dan mahasiswi FISIP yang butuh untuk berkembang di luar kelas. 

*tulisan ini ditujukan untuk kawan-kawan saya di kampus FISIP UI


Tidak ada komentar:

Posting Komentar