Pada
bagian pertama saya telah memaparkan beberapa program yang akan dibawa oleh
masing-masing calon dari masalah masyarakat desa dan juga masalah pendidikan.
Untuk bagian yang kedua ini saya ingin mencoba memaparkan program mereka di
bidang pertahanan dan juga mengulas tentang program yang berbau syariah.
Sebelumnya perlu kita ketahui bahwa kelompok militer dan juga masyarakat Islam
adalah dua kekuatan yang ada di Indonesia. Meski telah keluar dari
pemerintahan, militer tetaplah menjadi sebuah simbol kekuatan negara yang harus
diperhatikan. Peran strategis mereka sebagai benteng negara pada dasarnya harus
didukung oleh pemerintah yang berkuasa. Selain itu mayoritas masyarakat
Indonesia yang beragama Islam menjadikan mereka konstituen penting untuk bisa
memenangkan pemilu 2014. Menarik untuk
kita lihat beberapa program yang berkaitan langsung dengan kedua kelompok
tersebut.
Bidang Pertahanan
Kenapa
bidang ini menjadi menarik karena pada dasarnya keamanan dan ketahanan nasional
adalah agenda penting di semua masa kepemimpinan. Unsur TNI dan juga Polri
adalah pihak-pihak yang akan selalu menjadi sorotan dalam hal keamanan. Dalam
setiap pemilu, selalu ada kontestan yang berasal dari latar belakang militer.
Sedikit melihat pada sejarah, masa Orde Baru sangat kental dengan dominasi
militer di pemerintahan. Setelah reformasi TNI dikeluarkan dari unsur
pemerintahan untuk bisa menghilangkan dominasi militer. Kepentingan militer
menjadi lebih sulit untuk terakomodir ketimbang pada masa Orde Baru. Dengan
demikian peran strategis presiden sebagai panglima tertinggi sekaligus kepala
pemerintahan akan menjadi sangat strategis dalam menentukan arah gerak
pertahanan nasional.
Pasangan
Prabowo-Hatta, terkait pertahanan, tidak menyebutkan secara gamblang program
apa yang ingin mereka bawa. Hal yang paling utama disebutkan terkait militer
adalah meningkatkan kesejahteraan prajurit TNI dan Polri, termasuk para veteran
dan keluarga. Selebihnya lebih kepada poin-poin mengenai integritas TNI dan
Polri. Dari visi-misi dan program pasangan ini, saya menilai bahwa mereka lebih
ingin menonjolkan pendidikan Pancasila. Sedangkan dalam tataran langkah
kongkret dalam hal pertahanan, pasangan ini boleh dikatakan tidak
menyebutkannya.
Berbeda
dengan Prabowo-Hatta, pasangan Jokowi-JK dengan berani menyebutkan hal yang
menurut saya cukup menarik untuk kita simak. Terlebih mereka bagi Anda yang
menjadi pengamat pertahanan nasional. Pasangan ini dengan gamblang akan
meningkatkan anggaran pertahanan 1,5 persen dari GDP dalam lima tahun. Ditambah
lagi mereka juga menyebutkan akan berniat mengembangkan industri pertahanan di
Indonesia. Alasannya adalah agar militer Indonesia tidak lagi tergantung pada
impor kebutuhan pertahanan. Hal ini menarik karena sejatinya negara maju harus
memiliki industri pertahanan sendiri untuk menguatkan militer mereka. Kekuatan
militer sendiri akan berpengaruh pada daya tawar sebuah negara. Sehingga
sebenarnya penting untuk membangun industri pertahanan di Indonesia.
Kita
bisa melihat keunikan yang ada pada kedua pasang calon. Pasangan yang berasal
dari sipil justru membawa program yang sangat pro terhadap kemajuan militer.
Sedangkan pasangan yang satu lagi, dengan capresnya berasal dari kalangan
militer, tidak banyak membahas soal pertahanan. Seperti telah disebutkan sebelumnya,
Jokowi-JK, yang bukan berasal dari kalangan militer, justru yang lebih
memberikan perhatian pada persoalan pertahanan. Setidaknya itu yang tergambar
di dalam program-program mereka. Tim Jokowi-JK sendiri dalam beberapa poin
memang merumuskan beberapa program yang menempatkan industrialisasi sebagai
agenda penting. Industri pertahanan adalah salah satu di antaranya. Di sisi
lain, Prabowo-Hatta lebih banyak membahas soal kemiskinan dan pemberian bantuan
kepada masyarakat kecil. Pembangunan infrastruktur di berbagai daerah menjadi
poin-poin yang diulang-ulang dalam program aksi mereka.
Program Syariah dan Islam Moderat
Selain
militer, golongan yang kerap menjadi kekuatan politik maupun sosial adalah
golongan Islam. Dalam pengamatan saya pada program masing-masing calon, kedua
pasangan ini memiliki perbedaan yang cukup menonjol perihal bagaimana cara
mereka menarik simpati masyarakat. Yang satu ingin menunjukkan bahwa mereka
adalah Islam yang moderat, sedangkan yang satu lagi ingin menonjolkan
keberpihakannya terhadap masyarakat Islam. Pandangan saya ini berdasarkan pada
apa yang saya temukan di dalam penyampaian-penyampaian atau pun diksi yang
digunakan oleh masing-masing calon dalam paparan visi-misi dan program mereka
yang telah mereka rumuskan.
Jokowi-JK
sama sekali tidak memberikan program yang berbau syariah. Bahkan umat Muslim
hanya disebut di bagian awal paparannya. Pada bagian awal tersebut mereka
menyebutkan bahwa mayoritas penduduk Indonesia adalah Muslim moderat. Menurut
hemat saya, pasangan ini memang ingin menonjolkan semangat multikulturalisme
kepada masyarakat. Pada visi-misi dan program mereka banyak menyebutkan
bagaimana masyarakat Indonesia harus menjaga kerukunan dari perbedaan yang ada.
Sehingga tidak ada program-program yang saya rasa ingin menonjolkan ke-Islam-an
mereka.
Berbanding
terbalik dengan pasangan tersebut, Prabowo-Hatta banyak sekali menjual
program-program berbau syariah kepada masyarakat. Salah satunya adalah bahwa
pasangan ini ingin membuat Indonesia sebagai pusat pengembangan perbankan/keuangan
syariah dan industri kreatif muslimah dunia. Ini berarti kita akan semakin
banyak melihat bank-bank syariah di Indonesia. Selain itu industri pakaian-pakaian
muslimah, yang saat ini sedang cukup menarik perhatian, akan semakin
digalakkan. Tidak hanya itu, dalam beberapa poin pasangan ini juga menempatkan
program yang menggunakan prinsip bagi hasil syariah. Contohnya adalah pada
subsidi pembangunan apartemen bagi kelas menengah dimana pembeli hanya membayar
bunya maksimal 5% per tahun. Meskipun tidak ada program yang memiliki kaitan
langsung dengan akses politik, program-program bernuansa Islam tadi saya rasa
bisa menjadi magnet untuk menarik perhatian.
Khusus untuk Jokowi-JK, mereka juga
mencantumkan hal yang menarik terkait isu multikulturalisme dan kebebasan
beragama. Mereka dengan tegas mencantumkan akan memberikan jaminan perlindungan
dan hak kebebasan beragama dan berkeyakinan. Bahkan mereka dengan berani
menyatakan akan melakukan langkah-langkah hukum terhadap pelaku kekerasan yang
mengatasnamakan agama. Isu kekerasan agama memang telah menjadi sebuah hal
sensitif dan serius di Indonesia. Kekerasan terhadap agama minoritas memang
seringkali muncul ke permukaan. Hal yang
cukup berani ini tidak saya temukan dalam program-program yang ada di tim
Prabowo-Hatta.
Adanya
program-program bernuansa syariah atau pun mengarah pada masyarakat Muslim
memberikan pandangan bahwa Prabowo-Hatta memiliki niat lebih untuk merangkul
suara dari umat Muslim sebanyak-banyaknya lewat program-program mereka.
Sedangkan Jokowi-JK lebih ingin menampilkan diri mereka sebagai sosok yang
moderat dan menjunjung tinggi multikulturalisme. Tidak ada satu pun program
mereka yang menyebutkan konsep syariah di dalamnya. Bagaimana mereka
menampilkan diri mereka lewat program-program tersebut sejatinya akan
memberikan masyarakat pilihan yang jelas tentang mana yang lebih
merepresentasikan diri mereka.
Seperti
pada bagian yang pertama, saya ingin mengajak kawan-kawan untuk mau melihat,
barang sedikit, visi-misi dan program apa saja yang ingin dibawa oleh
masing-masing calon. Banyak hal yang sebenarnya bisa kita eksplorasi dari kedua
pasangan ini ketimbang hanya melihat biodata maupun profil singkat mereka.
Program-program yang mereka bawa sejatinya sangat membedakan kedua pasangan
ini. Meskipun saya sendiri cukup rasional untuk mengatakan bahwa Indonesia
tidak akan langsung membaik secara drastis pada lima tahun mendatang, namun
presiden yang akan terpilih adalah penentu apakah langkah awal menuju perbaikan
itu benar-benar bisa terwujud. Tugas kita sekarang adalah memilih , di antara
kedua pasang calon ini, mana yang membawa program yang tepat untuk menjawab
permasalahan Indonesia. Programnya sudah ada, hanya tinggal apakah kita mau
untuk meluangkan waktu melihatnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar