Selasa, 03 Juni 2014

MENGINTIP PROGRAM CAPRES-CAWAPRES (BAGIAN II)

Pada bagian pertama saya telah memaparkan beberapa program yang akan dibawa oleh masing-masing calon dari masalah masyarakat desa dan juga masalah pendidikan. Untuk bagian yang kedua ini saya ingin mencoba memaparkan program mereka di bidang pertahanan dan juga mengulas tentang program yang berbau syariah. Sebelumnya perlu kita ketahui bahwa kelompok militer dan juga masyarakat Islam adalah dua kekuatan yang ada di Indonesia. Meski telah keluar dari pemerintahan, militer tetaplah menjadi sebuah simbol kekuatan negara yang harus diperhatikan. Peran strategis mereka sebagai benteng negara pada dasarnya harus didukung oleh pemerintah yang berkuasa. Selain itu mayoritas masyarakat Indonesia yang beragama Islam menjadikan mereka konstituen penting untuk bisa memenangkan pemilu 2014.  Menarik untuk kita lihat beberapa program yang berkaitan langsung dengan kedua kelompok tersebut.


Bidang Pertahanan
Kenapa bidang ini menjadi menarik karena pada dasarnya keamanan dan ketahanan nasional adalah agenda penting di semua masa kepemimpinan. Unsur TNI dan juga Polri adalah pihak-pihak yang akan selalu menjadi sorotan dalam hal keamanan. Dalam setiap pemilu, selalu ada kontestan yang berasal dari latar belakang militer. Sedikit melihat pada sejarah, masa Orde Baru sangat kental dengan dominasi militer di pemerintahan. Setelah reformasi TNI dikeluarkan dari unsur pemerintahan untuk bisa menghilangkan dominasi militer. Kepentingan militer menjadi lebih sulit untuk terakomodir ketimbang pada masa Orde Baru. Dengan demikian peran strategis presiden sebagai panglima tertinggi sekaligus kepala pemerintahan akan menjadi sangat strategis dalam menentukan arah gerak pertahanan nasional.
Pasangan Prabowo-Hatta, terkait pertahanan, tidak menyebutkan secara gamblang program apa yang ingin mereka bawa. Hal yang paling utama disebutkan terkait militer adalah meningkatkan kesejahteraan prajurit TNI dan Polri, termasuk para veteran dan keluarga. Selebihnya lebih kepada poin-poin mengenai integritas TNI dan Polri. Dari visi-misi dan program pasangan ini, saya menilai bahwa mereka lebih ingin menonjolkan pendidikan Pancasila. Sedangkan dalam tataran langkah kongkret dalam hal pertahanan, pasangan ini boleh dikatakan tidak menyebutkannya.
Berbeda dengan Prabowo-Hatta, pasangan Jokowi-JK dengan berani menyebutkan hal yang menurut saya cukup menarik untuk kita simak. Terlebih mereka bagi Anda yang menjadi pengamat pertahanan nasional. Pasangan ini dengan gamblang akan meningkatkan anggaran pertahanan 1,5 persen dari GDP dalam lima tahun. Ditambah lagi mereka juga menyebutkan akan berniat mengembangkan industri pertahanan di Indonesia. Alasannya adalah agar militer Indonesia tidak lagi tergantung pada impor kebutuhan pertahanan. Hal ini menarik karena sejatinya negara maju harus memiliki industri pertahanan sendiri untuk menguatkan militer mereka. Kekuatan militer sendiri akan berpengaruh pada daya tawar sebuah negara. Sehingga sebenarnya penting untuk membangun industri pertahanan di Indonesia.
Kita bisa melihat keunikan yang ada pada kedua pasang calon. Pasangan yang berasal dari sipil justru membawa program yang sangat pro terhadap kemajuan militer. Sedangkan pasangan yang satu lagi, dengan capresnya berasal dari kalangan militer, tidak banyak membahas soal pertahanan. Seperti telah disebutkan sebelumnya, Jokowi-JK, yang bukan berasal dari kalangan militer, justru yang lebih memberikan perhatian pada persoalan pertahanan. Setidaknya itu yang tergambar di dalam program-program mereka. Tim Jokowi-JK sendiri dalam beberapa poin memang merumuskan beberapa program yang menempatkan industrialisasi sebagai agenda penting. Industri pertahanan adalah salah satu di antaranya. Di sisi lain, Prabowo-Hatta lebih banyak membahas soal kemiskinan dan pemberian bantuan kepada masyarakat kecil. Pembangunan infrastruktur di berbagai daerah menjadi poin-poin yang diulang-ulang dalam program aksi mereka.

Program Syariah dan Islam Moderat
Selain militer, golongan yang kerap menjadi kekuatan politik maupun sosial adalah golongan Islam. Dalam pengamatan saya pada program masing-masing calon, kedua pasangan ini memiliki perbedaan yang cukup menonjol perihal bagaimana cara mereka menarik simpati masyarakat. Yang satu ingin menunjukkan bahwa mereka adalah Islam yang moderat, sedangkan yang satu lagi ingin menonjolkan keberpihakannya terhadap masyarakat Islam. Pandangan saya ini berdasarkan pada apa yang saya temukan di dalam penyampaian-penyampaian atau pun diksi yang digunakan oleh masing-masing calon dalam paparan visi-misi dan program mereka yang telah mereka rumuskan.
Jokowi-JK sama sekali tidak memberikan program yang berbau syariah. Bahkan umat Muslim hanya disebut di bagian awal paparannya. Pada bagian awal tersebut mereka menyebutkan bahwa mayoritas penduduk Indonesia adalah Muslim moderat. Menurut hemat saya, pasangan ini memang ingin menonjolkan semangat multikulturalisme kepada masyarakat. Pada visi-misi dan program mereka banyak menyebutkan bagaimana masyarakat Indonesia harus menjaga kerukunan dari perbedaan yang ada. Sehingga tidak ada program-program yang saya rasa ingin menonjolkan ke-Islam-an mereka.
Berbanding terbalik dengan pasangan tersebut, Prabowo-Hatta banyak sekali menjual program-program berbau syariah kepada masyarakat. Salah satunya adalah bahwa pasangan ini ingin membuat Indonesia sebagai pusat pengembangan perbankan/keuangan syariah dan industri kreatif muslimah dunia. Ini berarti kita akan semakin banyak melihat bank-bank syariah di Indonesia. Selain itu industri pakaian-pakaian muslimah, yang saat ini sedang cukup menarik perhatian, akan semakin digalakkan. Tidak hanya itu, dalam beberapa poin pasangan ini juga menempatkan program yang menggunakan prinsip bagi hasil syariah. Contohnya adalah pada subsidi pembangunan apartemen bagi kelas menengah dimana pembeli hanya membayar bunya maksimal 5% per tahun. Meskipun tidak ada program yang memiliki kaitan langsung dengan akses politik, program-program bernuansa Islam tadi saya rasa bisa menjadi magnet untuk menarik perhatian.
            Khusus untuk Jokowi-JK, mereka juga mencantumkan hal yang menarik terkait isu multikulturalisme dan kebebasan beragama. Mereka dengan tegas mencantumkan akan memberikan jaminan perlindungan dan hak kebebasan beragama dan berkeyakinan. Bahkan mereka dengan berani menyatakan akan melakukan langkah-langkah hukum terhadap pelaku kekerasan yang mengatasnamakan agama. Isu kekerasan agama memang telah menjadi sebuah hal sensitif dan serius di Indonesia. Kekerasan terhadap agama minoritas memang seringkali muncul ke permukaan.  Hal yang cukup berani ini tidak saya temukan dalam program-program yang ada di tim Prabowo-Hatta.
Adanya program-program bernuansa syariah atau pun mengarah pada masyarakat Muslim memberikan pandangan bahwa Prabowo-Hatta memiliki niat lebih untuk merangkul suara dari umat Muslim sebanyak-banyaknya lewat program-program mereka. Sedangkan Jokowi-JK lebih ingin menampilkan diri mereka sebagai sosok yang moderat dan menjunjung tinggi multikulturalisme. Tidak ada satu pun program mereka yang menyebutkan konsep syariah di dalamnya. Bagaimana mereka menampilkan diri mereka lewat program-program tersebut sejatinya akan memberikan masyarakat pilihan yang jelas tentang mana yang lebih merepresentasikan diri mereka.

Seperti pada bagian yang pertama, saya ingin mengajak kawan-kawan untuk mau melihat, barang sedikit, visi-misi dan program apa saja yang ingin dibawa oleh masing-masing calon. Banyak hal yang sebenarnya bisa kita eksplorasi dari kedua pasangan ini ketimbang hanya melihat biodata maupun profil singkat mereka. Program-program yang mereka bawa sejatinya sangat membedakan kedua pasangan ini. Meskipun saya sendiri cukup rasional untuk mengatakan bahwa Indonesia tidak akan langsung membaik secara drastis pada lima tahun mendatang, namun presiden yang akan terpilih adalah penentu apakah langkah awal menuju perbaikan itu benar-benar bisa terwujud. Tugas kita sekarang adalah memilih , di antara kedua pasang calon ini, mana yang membawa program yang tepat untuk menjawab permasalahan Indonesia. Programnya sudah ada, hanya tinggal apakah kita mau untuk meluangkan waktu melihatnya. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar