Kamis, 15 Desember 2011

Sejarah Itu Berada di 502

Di posting kali ini saya ingin berbagi kisah kesialan saya. Tepatnya hari Sabtu minggu lalu, sekitar pukul setengah 12 siang, saya kecopetan. Itu merupakan pengalaman yang akan saya catat seumur hidup saya. Mengapa? Karena itu pertama kalinya saya kecopetan seumur hidup saya. Hari yang bersejarah.

Kesal, sedih, dan pasrah. Itulah yang bisa mendeskripsikan perasaan saya ketika harus menerima kepergian BB saya. Ya, barang yang dirogoh oleh pencopet adalah BB saya. Betapa kejamnya mereka mencopet BB saya yang bahkan cicilannya pun belum lunas. Bahkan barang itu belum lebih dari dua bulan saya pakai. Miris memang.

Saya ingin berbagi kepada anda pengalaman kecopetan saya itu. Semoga bisa berguna bagi anda.

Hari itu teman wanita saya sedang ngambek. Saya dengan maksud baik ingin mengajak berdamai dengan menghampiri tempat lesnya di bilangan Salemba. Saya yang sedang berada di daerah Menteng ingin menemuinya setelah jam pulang lesnya. Maksud saya ingin tampak keren dengan tiba-tiba menghampiri dia saat keluar dari tempat les.

Saya naik kopaja 502 dan berniat untuk turun di depan RS St. Carolus. Sebelum naik saya tidak memiliki firasat buruk apapun. Dengan tenang saya menghentikan 502 yang melintas dan naik ke dalam kopaja tersebut.

Saat saya naik saya langsung mencari-cari tempat kosong yang bisa saya duduki. Tiba-tiba para lelaki yang duduk di bagian belakang saling bergeseran untuk memberikan saya tempat untuk duduk. Tapa berpikir apa-apa saya langsung menduduki tempat yang diberikan itu. 
Posisi duduk saya seperti ini, satu orang lelaki di sebelah kanan saya, dan dua orang lainnya di sisi kiri saya. Mereka tampak sudah bapak-bapak dengan kisaran usia 30-40 tahun.

Sejauh ingatan saya, saya hanya sekali memeriksa kantong saya dimana BB saya simpan dengan meraba kantong saya. Setelah memastikannya ada saya tidak lagi memegang-megang kantong saya sampai saya turun.
Ketika sudah mendekati Carolus, saya pun berdiri untuk bersiap-siap turun. Namun saat saya berdiri, seketika juga pria di sebelah kanan saya juga ikut berdiri dengan posisi tubuh seperti mendesak saya ke arah kiri. Saya hanya berpikir kalau dia terburu-buru dan ingin keluar dari kopaja lebih dulu dari saya.

Saya mendekati pintu keluar bagian belakang kopaja tersebut. Saat saya berniat turun tiba-tiba orang yang tadi duduk selang satu orang dari saya di sebelah kiri berdiri dan menghalangi pintu keluar. Orang ini tadinya duduk di bagian paling kiri sehingga paling dekat dari pintu.

Orang itu seperti menutup jalur keluar, namun sekali lagi saya hanya berpiir ia juga ingin keluar dari kopaja. Posisi saya terjepit karena dempetan orang di kanan dan kiri saya itu.

Setelah semakin mendekati Carolus, orang yang tadi menutup jalur saya tiba-tiba duduk kembali seperti salah mengira tempat turun. Saya pun merasa tindakan orang itu menyebalkan. Tadi menghalangi saya, namun ternyata tidak jadi turun. Sungguh menyebalkan. Saya pun turun dari kopaja itu.

Saat menuruni kopaja itu sya merasa seperti ada yang keluar dari kantong celana saya. Dan benar saja.

Saat baru menginjakan kaki di aspal, saya langsung meraba kantong kiri celana tempat terakhir BB saya simpan. Saya terkejut ketika ternyata kantong saya sudah kosong. Saya langsung menaiki lagi kopaja yang masih berhenti itu. Saya berteriak ke orang-orang di dalam "Woi! Copet-copet! Saya kecopetan! Copet!" Saya berteriak dalam kepanikan. Namun saya langsung terfokus pada orang-orang yang tadi duduk di samping-samping saya.

Tiba-tiba orang yang tadi berada di sebelah kanan saya berkata "Baju merah! Tuh kaos merah tuh!" Ia berkata demikian sambil menunjuk jauh ke arah luar. Seketika orang-orang yang tadi berada di sebelah kiri saya juga berkata demikian dan menyuruh saya mengejar orang berkaos merah.

Saya sempat beberapa detik memikirkan kata-kata orang itu dan melihat ke arah luar. Dan dengan sangat bodoh saya turun lagi dari kopaja itu dengan berniat mengejar orang berkaos merah yang bahan saya tidak tahu yang mana orangnya. Ketika saya telah turun dan ditinggalkan oleh kopaja yang telah melaju saya baru sadar, saya ditipu. 

Orang-orang yang tadi meneriakan orang berkaos merah adalah komplotan yang mencopet BB saya. Saya yakin demikian karena sadar bahwa sebelum saya turun, tak ada orang yang turun di tempat itu, apalagi berkaos merah. Saya mentah-mentah dicopet sekaligus ditipu oleh komplotan itu.

Orang di sebelah kanan dan orang yang berada paling dekat dengan pintu bertugas untuk mengapit serta membatasi ruang gerak saya. Dengan tubuh saya yang terjepit maka respon saya menjadi berkurang. Dan orang yang duduk tepat di samping kiri sya tentu saja yang bertugas untuk merogoh BB saya. Dia saya yakini mengambiol BB saya saat saya sedang terjepit oleh kedua orang lainnya. Pembagian tugas yang sangat cerdas, cerdik, dan penuh perhitungan

Saya begitu kesal dengan kebodohan saya. Kebodohan menghilangkan kesempatan di depan mata untuk menangkap pencopet BB saya. Saya telah diberikan kesadaran seketika oleh Tuhan namun tidak bisa berpikir secara jernih. Padahal kalau saya pikirkan sekarang, orang-orang itu sudah tampak panik ketika saya berteriak kecopetan. Satu orang secara spontan dengan rasa takutnya berusaha mengacaukan tuduhan saya ke mereka dengan mengalihkan subjek diikuti dengan yang lainnya. Namun saya malah mempercayai omongan mereka. Ya, kebodohan yang sangat memalukan.

Kalau diibaratkan situasi saya itu seperti acara satu lawan banyak yang sempat ada di salah satu stasiun TV. Daya pikir saya dikalahkan oleh tekanan psikologis dari beberapa orang, yang tentunya para pencopet itu.

Saya yang tadinya berniat tampak keren saat bertemu pasangan saya malah sangat murung dan emosi. Saat bertemu bukan kata maaf atau semacamnya yang terucap, melainkan 'BB Gani dicopet...' Saya tidak tahu apa perasaan pacar saya itu saat mendengar demikian. Kalau saya jadi dia, saya pasti tidak tahu harus bersikap bagaimana.

Saya ingin berbagi beberapa saran untuk menjaga keamanan barang anda ketika di dalam angkot berdasarkan pengalaman saya ini, antara lain:
1. Jangan mengeluarkan barang-barang berharga anda seperti hp saat berada di dalam angkot.
2. Usahakan sebelum naik angkot, taruhlah barang-barang berharga anda di dalam tas jika anda membawanya. Jangan taruh di dalam kantong karena akan memudahkan untuk dicopet.
3. Jangan duduk di bagian belakang yang dipenuhi oleh orang-orang laki-laki yang seperti dalam satu kelompok apalagi jika mereka memberikan tempat duduk. Atau turun saja dari angkot ketika ada gerombolan yang masuk dan tampak mencurigakan.
4. Sebisa mungkin jika memungkinkan, pilihlah kendaraan lainnya selain kopaja atau sejenisnya. Keamanan anda dipertaruhkan.

Itu beberapa saran dari saya yang telah menjadi korban pencopetan. Karena kejadian ini mungkin saya akan menjauhi naik angkot untuk beberapa saat. 

Perlu saya akui, para pencopet itu sangat pintar. Andai saja kepintaran para pencopet itu untuk merencanakan aksi pencopetan yang begitu terencana itu digunakan untuk hal yang lebih baik. Sayang rasanya keterampilan mereka malah digunakan untuk mencopet. Tapi tetap saja, saya benci mereka.

Saya harap anda yang membaca posting ini belajar dari pengalaman saya ini. Setidaknya ketidakberuntungan saya ini bisa berguna untuk anda agar bisa lebih berhati-hati. Di luar sana, tak ada jaminan untuk keamanan anda.

Ada satu lagi yang menjadi pelajaran bagi saya. Dengan pengalaman itu saya membuktikan bahwa pengorbanan untuk berdamai dengan pacar itu sangat mahal. Saya harus kehilangan BB saya untuk bisa berdamai dengan pacar saya. Sungguh mahal bukan? Yah, bagaimanapun juga ini hanya kesialan saya.

2 komentar:

  1. saya turut berduka atas kesialan anda.

    tetapi sebagai penduduk kota besar yang terbiasa menggunakan kendaraan umum sebagai sarana transportasi sehari - hari,saya juga merasakan kurangnya rasa aman saat saya bepergian. tetapi memang pengalaman memberi kita pelajaran yang berharga. seperti kata orang, kita tidak akan kapok sebelum mengalami kejadian itu sendiri.

    saya pernah mengalami hal yang sangat mirip dengan anda, di kopaja dengan jurusan yang sama yaitu 502, menuju ke tanah abang.

    saya memang terbiasa duduk di belakang, karena berdasarkan pengalaman juga bahwa saat keadaan mendesak, saya akan paling mudah kabur apabila duduk di dekat pintu. tetapi saya waktu itu belum sadar bahwa bahaya juga mengintai.

    pagi itu saya duduk seperti biasa dan bangun dari tempat duduk saat sudah hampir sampai di sekolah. bb saya, sama seperti anda, masih baru dan bahkan baru satu bulan. bb itu saya taruh di salah satu kantongdi dalam tas yang diretsleting. tetapi hal ini tidak menghalangi mereka untuk mencopet saya. saat saya meloncat turun dari bus, saya merasa ada yang menarik tas saya. dan saat saya menjejak kaki, saya langsung memeriksa tas saya, tentu saja ini lebih membutuhkan waktu dibandingkan anda yang hanya perlu mengecek kantong sehingga saya tidak sempat berteriak, dan ternyata tas saya sudah terbuka dan bb saya sudah hilang. sementara itu bus yang saya tumpangi telah melaju kencang karena kebut - kebutan dengan bus lain.

    yang saya pelajari dari fakta ini adalah, komplotan tersebut tampaknya telah mengamati saya selama beberapa hari sehingga tau dengan tepat bahwa bb saya ada di salah satu kantong di tas.

    karena itu saya sangat setuju dengan point pertama anda, JANGAN PERNAH mengeluarkan barang berharga di dalam angkutan umum. mungkin hari ini anda selamat, tetapi besok bisa saja tidak.

    selain itu, selalu BAWA TAS. jangan pernah bepergian tanpa membawa tas dan mengantongi barang berharga anda. saya pernah mengalami modus lain dimana hp saya hilang di kantong, dihipnotis di dalam angkot yang ramai.

    teruslah waspada, terutama saat berada di angkot yang setiap hari anda pakai, karena mungkin ada pengamat - pengamat yang berniat buruk.

    BalasHapus