Selasa, 04 Oktober 2011

Tak Semua Ingin Kaya

Anda ingin kaya? Anda ingin punya banyak uang? Saya rasa anda akan mengatakan ingin. Tapi apakah semua orang akan berkata yang sama? Bisa jadi, namun hanya dalam ucapan saja. Tidak semua orang ingin menjadi kaya dalam hidupnya. Kaya dengan kesuksesan dibarengi kemakmuran dalam hidup tidak selalu menjadi target hidup seseorang dalam masyarakat kita ini. Apa betul seperti itu?

Seseorang yang memiliki keinginan untuk menjadi kaya atau pun makmur akan terus berusaha apapun caranya untuk mendapatkan uang berlimpah untuk hidupnya. Mereka adalah orang-orang yang tidak akan cepat puas dengan apa yang telah mereka dapat. Walau kadang bagi orang lain pendapatan yang diterima sudah sangat cukup, namun orang-orang ini akan terus dan terus mencari uang lebih dari yang sudah mereka dapat. Orang semacam ini memiliki sifat kerja keras yang baik. Tidak perlu melihat hasil yang didapat, tetapi bisa dilihat dari usaha mereka. Jika saat ini yang didapat belum seberapa, niscaya orang-orang semacam ini akan menjadi lebih makmur hidupnya di kemudian hari. Apakah rasa tidak cepat puas itu buruk? Menurut saya banyak sisi positif yang bisa kita ambil dari sifat semacam ini. Salah satunya dengan sifat ini kita akan terdorong dengan sendirinya terus mencari uang untuk menaikkan taraf hidup. Anda bisa banyangkan jika semua masyarakat kita memiliki sifat semacam ini. Taraf hidup negara kita mungkin akan naik karena kerja keras masyarakat yang tidak cepat puas dalam mencari uang. Tetapi jika tidak dikontrol dengan baik juga bisa terjerumus ke tindakan menyimpang dengan memakai cara-cara kotor untuk meraih uang sebanyak-banyaknya. 

Ada orang yang tidak mementingkan kekayaan. Namun orang seperti ini kalau ditanya ingin kaya pasti juga akan mengucapkan ingin. Tapi tidak dalam perbuatannya. Orang semacam ini akan cepat puas dengan pekerjaan yang telah ia dapatkan. Meskipun hanya satu dan hanya pekerjaan yang ringan dengan gaji kecil, mereka akan tetap puas. Selama mereka mendapat uang dan cukup untuk mereka sehari-hari maka mereka tidak akan berusaha untuk meningkatkan taraf hidupnya. Dari antara mereka memang ada yang memiliki rasa malas, namun juga ada yang memang tidak mengejar harta melimpah. Untuk alasan yang kedua ini tergantung pada orangnya. Kalau untuk alasan yang pertama mungkin lebih banyak di dalam masyarakat. Rasa malas untuk bekerja menjadi penyebabnya. "Gue mah seneng kalo gajiannya doang, kerjanya mah kagak dah" mungkin kata-kata itu akan sering anda dengar dari orang semacam itu. Semua pekerjaan dikatakan tidak enak, bagi saya itu hanya persepsi kita saja. Semua pekerjaan tentu akan enak jika dilakukan dengan enjoy dan tanpa beban, apapun itu. Kalau hanya ingin digaji tak usahlah bekerja. 

Ada juga tipe orang yang memang pasrah pada hidupnya. Orang semacam ini biasanya berpandangan bahwa apa yang dialaminya atau pun kondisi hidupnya adalah takdir. Yang semacam inilah yang paling berbahaya karena mereka tidak ada dorongan untuk meningkatkan taraf hidupnya. Kalau menganggur yasudah menganggur. Mungkin kalau ditanya mereka akan menjawab tidak ada kesempatan. Tapi ketahuilah diluar sana begitu banyak kesempatan kerja menanti anda. Begitu banyak peluang untuk anda bisa mencari uang. Tinggal ketekunan anda serta keniatan anda untuk mencarinya. Dari gaji yang rendah sampai tinggi menunggu anda. Jadi hidup bukanlah masalah takdir atau nasib. Kitalah yang membuat jalan hidup kita.

Untuk jaman yang semakin maju ini, kebutuhan hidup akan semakin banyak. Teknologi semakin canggih yang berdampak pada konsumerisme yang ikut-ikutan naik. Kita yang hidup dalam masyarakat dengan tingkat konsumerisme yang sangat tinggi mau tak mau akan ikut oleh arus, Yang harus kita lakukan adalah jangan menjadi orang yang minimalis dalam mencari uang. Jadilah orang yang terus berusaha meraih kesuksesan. Teruslah bekerja keras jika memang anda ingin taraf hidup anda naik dan terus naik yang dibarengi dengan kehidupan yang semakin maju pula. Bagaimana dengan pendapat anda? Bagaimanapun juga ini hanya opini saya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar