Jumat, 18 November 2011

Adaptasi Super Makhluk Sosial

Semua makhluk hidup dikaruniai kemampuan beradaptasi. Dengan kemampuan itulah yang membuat makhluk hidup bisa terus mempertahankan hidupnya. Baik tumbuhan, hewan, ataupun manusia, semua memiliki caranya masing-masing untuk beradaptasi dengan kehidupannya. Dan manusia memiliki kemampuan adaptasi lebih dari yang lainnya karena akal budi kita.

Suatu hari saya seperti biasa berangkat pergi ke kantor menggunakan busway. Saya transit di halte Grogol 2 untuk naik yang jurusan PGC ataupun Pinang Ranti karena kantor saya berada di bilangan Palmerah. Kebetulan bus yang saya naiki sangat kosong dan saya memilih duduk di kursi terdepan di bagian sebelah kiri. Dengan posisi itu saya bisa melihat situasi jalanan melalui kaca depan bus.

Semuanya baik-baik saja dan tak ada yang spesial sampai pada akhirnya saya melihat sesuatu yang saya rasa luar biasa.

Tepat di depan kami ada sebuah truk sampah yang terbuka. Tidak seperti truk sampah umumnya yang sangat besar dan berwarna oranye di bagian belakang, truk ini bagian belakangnya hanya terbuat dari kayu-kayu dan terlihat sudah rapuh. Yang membuat saya berpikir itu adalah truk sampah adalah isi dari bagian belakang truk itu yang adalah sampah yang bertumpuk-tumpuk.

Ketika saya mencermati tumpukan sampah itu ada sesuatu yang aneh. Saya melihat sebuah plastik hitam yang menutupi sesuatu dengan posisi tertidur. Dan itu adalah manusia. Saya semakin yakin setelah melihat orang itu yang ternyata terlihat berjenis kelamin pria, bergerak-gerak seperti mencari posisi nyaman untuk tidurnya. Saya melongo melihat pria itu, begitu juga dengan orang-orang yang duduk di dekat saya yang ternyata juga menyadari adanya seorang pria yang tidur di atas tumpukan sampah.

Saya sering melihat truk sampah, namun baru kali itu saya melihat ada orang tidur di atas tumpukan sampah. Saya sering pula melihat orang mengorek-ngorek sampah untuk mencari makan, tapi saya tidak pernah melihat orang tiduran di atas sampah. Apakah menurut anda itu biasa saja atau sudah sewajarnya? Bagi saya itu tidak biasa, itu luar biasa.

Sejenak saya berpikir kenapa orang itu tidak tidur di bagian depan saja bersama si supir? Apakah sudah penuh di bagian depan? Ataukah teman-temannya begitu jahatnya membiarkannya sendirian di bagian belakang truk bersama sampah-sampah. Kalau saya jadi orang itu tentu saja saya tidak akan mau untuk tiduran di atas sampah, bagaimanapun caranya saya akan mencari tempat yang lebih nyaman dibanding di atas sampah. Duduk di atas sampah saja tidak mau, apalagi tiduran?

Perilaku orang itu adalah salah satu adaptasi yang dilakukan masyarakat kita. Terkadang dengan keterbatasan kita akan dengan sendirinya memikirkan cara-cara yang tidak biasa untuk bisa bertahan. Dan sering kali hal itu tidak biasa untuk orang lain. Banyak lagi macamnya bentuk adaptasi yang orang-orang lakukan. Kebanyakan sering kali membuat kita tercengang dan berpikir 'bagaimana bisa?' .

Sekarang apa perasaan anda jika melihat pria itu tadi? Sedih? Takjub? Terkesan? Prihatin? Atau apa? Ada teman yang setelah saya ceritakan berkata itu miris. Ya, memang miris. Tidak terbayang aroma busuk serta kotornya sampah-sampah itu, kuman-kuman juga bersarang di sana. Tapi orang itu malah memilih tidur di atasnya. 

Saat saya melihatnya perasaan pertama yang muncul adalah miris. Kedua adalah prihatin. Namun saya merasakan ada perasaan terkesan dalam diri saya. Terkesan dengan kehebatan pria itu berdamai dengan situasi di sekitar dirinya. Dia menunjukan pada saya bagaimana manusia diberkahi kemampuan luar biasa untuk bisa bertahan dalam segala kondisi. Manusia hanya sering merasa tidak mampu dan tak berdaya terhadap lingkungan yang kadang membebani. Padahal manusia bisa mengalahkan semua keterbatasan situasi yang ada.

Hai kalian para empunya pemerintahan dan berkoar-koar mewakili bangsa, bagaimana tanggapan kalian kalau melihat pria itu tadi? Bagaimanapun juga ini hanya opini saya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar