Minggu, 27 November 2011

Mata dan Telinga yang Terpuaskan

Jarak, sesuatu yang terkadang menjadi sesuatu yang dibenci oleh banyak orang. Jarak juga begitu erat dengan masalah waktu. Dua dimensi itu sering dikatakan pemisah antara satu sama lain dan menjadi sebuah tembok pemisah antara kehidupan. Semua itu dirasakan adalah saat kita jauh dengan orang-orang yang kita sayangi. Entah itu keluarga, kekasih, atau pun sahabat.

Mana yang paling membuat anda puas, mendengar? Melihat? Atau keduanya dengan orang yang anda sayangi? Saat ini perkembangan internet sangat membantu kita semua para penggunanya untuk masalah tersebut. Skype merupakan salah satu contoh. Ada cerita yang ingin saya bagikan.

Keluarga besar saya dari ibu setengahnya tinggal di Australia. Jarak tersebut sungguh sangat terasa bagi saya dan keluarga saya. Opa dan Oma saya tinggal di Australia juga. Saya juga bukan berasal dari keluarga yang kaya raya atau berlebihan yang bisa dengan mudah pergi keluar negeri dan menengok mereka. Bertahun-tahun kami tidak bertemu sampai akhirnya waktu benar-benar memisahkan.

Adalah Opa saya meninggal dunia saat saya di kelas tiga menjelang ujian akhir. Saya mendengar kabar itu saat bangun pagi dan di hari pertama saya ujian praktek. Tentu air mata langsung membasahi mata yang sebenarnya juga belum terbuka dengan baik. Kakak perempuan saya langsung membuka internet sambil teriakan dari ibu saya, "Cepet! Cepet buka internet! Skype! Skype!" Teriakan itu dibarengi tangisan yang tak tertahankan lagi. Saya masih sangat ingat suasana pagi itu. 

Skype dibuka dan langsung terlihat oleh kami muka Oma saya yang sudah sangat sepuh tampak pada layar. Paman saya yang tinggal bersama mereka yang biasa menyetelkan internet untuk Oma saya. Kami semua terutama ibu saya sangat sedih hanya bisa melihat tubuh Opa kami tercinta dari layar komputer kami. Dari webcam yang diarahkan pada jenasah beliau kami bisa melihat tubuhnya yang tak bernyawa lagi. Juga tampak wajah pasrah dan sedih mendalam dari Oma saya yang hanya bisa duduk menghadap layar komputer disana.

Kami memang tidak bisa semua kesana. Hanya ibu saya yang pergi kesana saat itu. Namun teknologi itu telah membantu kami melihat jenasah terakhir dari Opa kami. Kalau tak ada skype kami hanya bisa menangis tanpa bisa melihat kondisi terakhir disana. Mendengar dan melihat mereka dari layar entah kenapa begitu memuaskan hati. Dibanding hanya bisa mendengar berita menyakitkan itu.

Yang ingin saya katakan adalah begitu pentingnya mendengar atau pun melihat seseorang yang kita sayangi. Terlebih bertemu. Rasa kangen mendalam terkadang membuat kita begitu ingin meski sebentar mendengar atau melihat wajah orang yang kita sayangi. Orang-orang yang berhubungan cinta jarak jauh juga seperti itu. Menelpon melalui handphone atau pun skype saat ini begitu berarti untuk mereka. Ya haruslah kita berterimakasih akan kemajuan teknologi ini.

Sampai saat ini skype sangat keluarga saya gunakan untuk berkomunikasi dengan keluarga kami disana. Itu sangat membantu rasa kangen ini yang terpisah lautan. Dulu kami sering bertukar surat, namun sekarang bisa langsung bertemu muka lewat layar komputer. Kenapa masih ada saja orang yang apatis terhadap perkembangan internet?

Tak ada sesuatu yang tidak memiliki sisi negatif. Namun terkadang negatif itu adalah karena kita sendiri yang menyalahgunakan. Namun tak perlu kita ingkari itu sangat membantu kita sekarang ini.

Jarak dan waktu menjadi semu saat ini. Hanya fisik kita yang tak bisa bersentuh, namun pendengaran, penglihatan, dan perasaan kita menjadi dekat. Pengalaman keluarga saya hanyalah salah satu dari begitu banyak cerita lainnya tentang pertolongan dari internet. Kalau cerita anda seperti apa? Bagaimanapun juga ini hanya opini saya.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar