Rabu, 16 November 2011

Misi Mulia di Rimba Asap

Baru-baru ini saya membaca artikel VOA Indonesia yaitu tentang kota Solo yang merekrut remaja untuk menjadi satgas muda anti rokok. Saya sangat tertarik tentang langkah yang diambil kota Solo untuk mengupayakan pemberhentian aktivitas merokok di masyarakat, minimal di kota itu.

Penunjukan para pemuda yang berusia 20-an cukup menarik. Menarik karena usia-usia itu tergolong muda dan hidup di lingkungan yang masih cukup bebas dan sangat aktif merokok. Mungkin idenya timbul karena menganggap harus ada pembinaan berhenti merokok dari kalangan muda. Saya rasa ide itu sangat baik dan perlu diikuti oleh kota-kota lainnya.

Pembentukan satgas ini sangat baik karena memiliki tujuan mulia. Mulia karena memberikan penyuluhan bagi orang lain untuk hidup lebih sehat dengan berhenti merokok. Apalagi dilakukan oleh mereka yang masih muda. Sungguh suatu program yang sangat positif untuk masyarakat luas. Namun sebenarnya, tugas para pemuda itu sangatlah berat.

Di artikel itu dikatakan bahwa salah seorang satgas yang bernama Yogi begitu ingin memberi edukasi ke orang lain tentang bahaya merokok. Ia menceritakan bahwa telah berhasil membujuk ayahnya untuk mengurangi merokok. Tapi ketahuilah, membujuk orang lain jauh lebih sulit dibanding membujuk orang yang telah kita kenal atau keluarga kita sendiri.

Kalau membujuk ayah sendiri mungkin akan berhasil karena ayahnya pasti akan tergerak mendengar anaknya sendiri yang membujuknya. Hubungan kedekatan akan memberikan sumbangsih yang lebih besar untuk membuat suatu perubahan dalam gaya hidup ataupun perilaku. Sama saja seorang istri yang bisa mengurangi kebiasaan jorok suaminya ketika menikah. Tapi belum tentu wanita itu bisa membujuk orang lain atau bahkan temannya sekalipun. Sangat sulit.

Ditambah bahwa masyarakat kita sangat malas untuk mendengar celotehan tentang hal yang baik. Malahan banyak yang akan menganggap anda sok baik atau malaikat dengan mengajari mereka berhenti merokok. Itu adalah kesulitan utama dari mereka para satgas muda anti rokok tersebut.

Lingkungan anak muda memang sangat aktif dalam hal merokok. Ada teman saya yang bisa menghabiskan lebih dari satu kotak rokok dalam sehari.Dan di luar sana pasti masih banyak lagi yang seperti itu. Pergaulan juga kadang menjadikan rokok sebagai alat pendekatan satu sama lain. Tak bisa dipungkiri, merokok adalah salah satu cara tercepat untuk mendapat teman. Dengan berbagi ataupun merokok bersama orang lain, mereka bisa dengan baik menjalin pertemanan. Hanya karena rokok.

Dari segi historis, rokok sudah sangat mengakar di kehidupan masyarakat. Tembakau tak bisa di pisahkan dari perjalanan bangsa. Dari zaman sebelum dijajah negara kita ini sudah terkenal dengan kualitas tembakaunya. Rokok juga telah menghidupi banyak masyarakat kita sebagai buruh ataupun petani tembakau. Bagaimana caranya kita bisa menumpas rokok dari kehidupan masyarakat kita?

Para satgas muda itu ditugaskan untuk menghimbau orang-rang agar tidak merokok di tempat umum. Jumlah orang yang akan mereka temui ratusan di luar sana. Setiap melangkahkan kaiki beberapa meter mungkin mereka bisa langsung menemui orang yang sedang merokok. Tak jarang yang merokok juga adalah petugas ataupun yang bekerja untuk negara. Peraturan yang memang belum ada akan sangat menghambat mereka karena tidak ada tekanan yang bisa diberikan pada mereka yang merokok di tempat umum. Saya rasa para pembuat peraturan juga urung membuat larangan karena mereka ada salah satu diantara perokok-perokok itu.

Tapi kita harus melihat dulu kinerja dari satgas-satgas itu. Kinerja mereka harus dilihat dan dievaluasi untuk memberikan hasil efektif yang memang menjadi tujuan awal. Jangan hanya sebagai bentuk upaya positif yang tak berkelanjutan dan hanya menjadi bahan berita saja. Menurut saya perlu dukungan pihak terkait juga aparat untuk memaksimalkan kinerja mereka. Sekali lagi, dengan usia mereka sangat sulit untuk membujuk orang yang lebih tua walaupun maksudnya mulia. Mungkin bila dibantu oleh aparat, penyuluhan mereka akan bisa lebih didengar di banding hanya mereka sendirian.

Ide kota Solo ini sebaiknya ditiru kota-kota lainnya di tanah air. Semakin banyak yang melakukan maka hasil akan semakin baik. Hal kecil jika dilakukan bersama-sama akan menghasilkan sesuatu yang besar nantinya. Saya bukan perokok, namun saya tahu bagaimana rokok sudah menjadi gaya hidup yang mengakar di masyarakat kita. Cobalah dulu dengan mengurangi intensitas merokok masyarakat dan mengatur tempat merokoknya. Jangan terlalu jauh menargetkan untuk menghapuskan rokok. Karena menurut saya yang pertama harus ditertibkan adalah tempat asap rokok itu menyebar yang bisa mengganggu orang lain yang tidak merokok. Selalu ada kesempatan untuk sebuah perubahan. Bagaimanapun juga ini hanya opini saya.

http://www.voanews.com/indonesian/news/Kota-Solo-Rekrut-Ratusan-Jadi-Satgas-Muda-Anti-Rokok-133955733.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar