Senin, 19 September 2011

Antara Busana atau Nafsu

Belakangan ini kita dihebohkan dengan berita pemerkosaan yang dilakukan di dalam angkot. Bagaimana bisa hal seperti itu terjadi? Berita yang saya dengan pelakunya sedang melarikan diri. Mungkin ini akan berlanjut seperti kisah Nazarudin yang lari keliling dunia baru setelah itu tertangkap. Tapi mungkin ini bedanya si pelaku hanya keliling RT saja. Apa yang ada di pikiran pelaku saat itu ya? Apakah mereka sudah sampai pada tahap tidak tahan lagi? Dan kenapa si supir hanya diam saja? Apakah dia enjoy melihat kejahatan tersebut terjadi di bangku penumpangnya? Mungkin dia tidak bisa download film bokep di rumahnya dan memanfaatkan saat itu sebagai penggantinya. Yah apapun alasannya tindakan mereka sangat tidak manusiawi dan tidak bermoral. Kemana perginya hati nurani?

Kita juga jangan seenaknya menyalahkan wanita dengan busana yang mereka pakai. Jangan menyalahkan wanita atas kelemahan emosi diri kita sendiri. "Makanya wanitanya jangan mancing pakai baju yang seksi-seksi..." menurut saya opini ini juga tidak tepat dan sering kali dikeluarkan justru oleh orang-orang yang lemah dalam mengontrol nafsunya. Kalau kita mau berpikir jernih, mana ada wanita yang ingin diperkosa, betul? Istilahnya kalau anda memang yang nafsuan jangan nyalahin wanitanya dong. Jadi kaum pria juga harus lebih dewasa terutama yang memang telah berusia dewasa dan sudah bisa berpikir dengan baik. Tingkatkan iman dan belajar mengontrol emosi nafsu kita. Minimal pikiran jangan kotor-kotor lah, sering-sering disapu yah.

Untuk para supir sebaiknya juga membantu dalam menjaga keamanan dalam angkutan mereka. Kalau buat saya sih tidak ada masalah apakah dia berseragam atau tidak, yang penting dia bisa nyupir dan berakal sehat. Jadilah pemberani jika terjadi hal yang tidak sepantasnya, jangan pasrah saja dan malah jadi penonton. Karena jika anda membiarkan hal kriminal terjadi, maka anda juga bisa terkena dampaknya. Kalau para supir tidak mau angkotnya kosong maka sebisa mungkin jaminlah keamanan bagi penumpangnya. Semakin banyak hal seperti ini terjadi bisa jadi setoran supir-supir akan semakin kecil dan berdampak pengurangan armada angkot dan semakin banyaklah pengangguran. OMG. Untuk masalah karyawati yang pulang malam, itu sudah pilihan mereka. Kita tidak bisa mengatur-atur jam kerja mereka karena mereka telah memilih dan itu masalah mereka mencari nafkah. Yang bisa kita lakukan adalah menjamin keselamatan mereka dalam bekerja. 

Kalau berbicara busana mungkin dengan kejadian ini kaum wanita harus lebih berhati-hati dalam berbusana jika naik kendaraan umum yang notabene memang keamanannya belum terjamin dengan baik atau bahkan memang tidak ada jaminan keamanan. Pakaian sopanpun bisa menimbulkan kontroversi. Sopan yang bagaimana? Yang terbuka itu yang seperti apa? Baju ini harusnya memang dipakai kemana? Semua orang bisa memiliki opininya masing-masing dan malah bisa menimbulkan perdebatan. Anda masih ingat kasus Inul? Dia sempat dikecam oleh oknum tertentu yang menganggap dia telah melakukan tindakan menjurus pornoaksi. Kalau menurut saya sih jogetnya si Inul sah-sah saja dan terserah dia. Pakaiannyapun juga tidak terbuka-buka sejauh pengamatan saya. Kalau saya lihat dancer-dancer yang menari di acara-acara konser justru lebih sangat terbuka dibanding dengan busana Inul. Lalu kenapa harus dia yang dikecam? Saya bukan Front Pembela Inul loh ya. Namun saya hanya ingin mengajak kita jangan terlalu menyalahkan orang lain atas kelemahan diri kita sendiri dalam mengatur nafsu kita dan sering kali menyalahkan yang ada dalam pengamatan kita disaat tertentu. 

Pemerintah dan aparat harus bergerak cepat dalam mengatasi masalah ini. Naik kendaraan umum harus diakui memang tidak ada jaminan dalam hal keamanan. Anda bisa dipalak, dijambret, dicopet, dan sekarang bertambah diperkosa. Tindakan tegas diperlukan disini agar rasa aman itu ada dalam masyarakat. Banyak di luar sana yang tergantung dengan angkutan umum dalam bertransportasi. Jangan biarkan mereka merasa tidak aman dan was-was setiap kali mereka harus beraktivitas. Untuk yang wanita harus lebih baik-baik dalam memilih busana. Setelah kejadian ini mungkin kalau mau naik angkot lebih baik jangan pakai yang pendek-pendek lah ya, takutnya ada mas-mas yang horny mendadak dan terulang kejadian yang sama. Karena kalau terus berdebat tentang pakaian tidak akan ada habisnya karena semuanya tidak mau mengalah. Kalau memang nyaman dengan yang pendek-pendek atau bahkan dituntut pekerjaan, mungkin sebisa mungkin jangan naik angkot. Untuk kaum laki-laki marilah berpikir dewasa, kuatkan iman kalian. Laki-laki itu ada untuk melindungi wanita, bukan untuk menyiksa dan terus-menerus menyalahkan wanita, yah tapi bagaimanapun juga ini hanya opini saya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar