Jumat, 30 September 2011

Ingatkan Kami Rasa Aman Itu

Dalam olahraga sepakbola, terdapat beberapa posisi yang bisa diambil oleh seorang pemain di lapangan. Salah satu posisinya adalah kiper. Apa tugas seorang kiper? Tentu tugas mereka adalah menjaga atau pun mengamankan gawang mereka dari tendangan-tendangan tim lawan agar tidak kemasukan gol. Di dunia ini banyak sekali lahir kiper-kiper dengan skill yang luar biasa. Mereka memiliki respon, lompatan, atau pun genggaman yang erat. Namun apa yang membedakan penilaian kiper-kiper itu satu dengan yang lainnya? Bukan seberapa banyak mereka menyelamatkan gawang, namun terlebih seberapa banyak mereka melakukan blunder atau pun kesalahan di depan gawang yang menyebabkan gawang mereka kebobolan.

Sekarang mari kita kaitkan dengan kehidupan kita. Anggaplah negara kita ini sebagai sebuah tim sepakbola. Serta kiper kita anggap sebagai polri atau polisi kita. Tugas polri tentu saja menjaga stabilitas maupun keamanan dalam negeri. Sudah sepantasnya dan sewajarnya mereka mengamankan kita semua maupun memberi kita semua rasa aman. Namun mengapa gawang kita sering bobol oleh lawan? Bagaimana kita bisa stabil kalau kinerja kiper kita tidak bisa begitu diharapkan? Kita semua masyarakat memerlukan rasa aman. Mendapatkan rasa aman adalah hak kita sebagai warga negara. Dan darimana lagi kita bisa dapat perlindungan selain dari negara dengan polri yang menjalankan tugas kepolisian.

Kasus-kasus kriminal di negara kita memang cukup tinggi. Kehidupan di jalan-jalan bahkan sangat jauh dari kata aman. Padahal jumlah masyarakat yang hiruk-pikuk di jalan sangat besar. Penodongan, penjambretan, dan pencopetan merupakan kejahatan-kejahatan yang paling pasaran namun begitu banyak. Masyarakat pun sudah berpikir bahwa hal-hal seperti itu adalah hal biasa dan lumrah untuk kehidupan di jalanan. Pola pikir seperti ini merupakan adaptasi dari tingkat keamanan yang sangat rendah serta telah terlupakannya polisi sebagai pengaman masyarakat. Tak ada perlawanan berarti untuk kejahatan para preman seperti itu. Semua terus berjalan seperti memang sudah wajar. Tak ada yang berniat merubah. "Yah angkot kan memang gak aman, makanya ati-ati, jangan mancing-mancing untuk dicopet makanya" dan lain sebagainya merupakan bahasa-bahasa yang muncul di banyak kalangan kita. Kalau ada yang terkena, berarti sedang sial, selesai sampai disitu. Terlihat bahwa kejahatan semacam ini sangat sulit diberantas. Apalagi dengan berkurangnya kediktatoran di negara ini.

Untuk kasus bom baru-baru ini banyak yang mengatakan sebagai kebobolan dari negara kita. Anda mungkin masih ingat saat-saat dimana penggerebekan dan penangkapan teroris sedang marak-maraknya. Polri dilambungkan namanya karena keberhasilan menangkap teroris. Namun apa yang terjadi sekarang? Sang presiden pun dalam pidatonya seperti menampar sendiri muka polri dengan mengatakan bahwa terorisme masih ada. Lalu apa yang dilakukan polri selama ini? Tenang-tenang saja karena sudah menangkap tokoh teroris ternama?

Masih banyak lagi kejahatan-kejahatan yang mencuri gol dari gawang keamanan tanah air kita. Pemerkosaan dan pelecehan terhadap wanita juga salah satu diantaranya. Untuk kasus korupsi, tidak perlu ditanya. Mereka yang tertangkap malah seperti tinggal di apartemen mewah di dalam tahanan. Bebas keluar masuk seenaknya. Yah mungkin uang mereka tak bisa dilawan oleh polisi. Koruptor seperti tak berkurang, mereka tak memikirkan polisi sepertinya. Tak ada perlindungan berarti ke masyarakat. Tugas polisi seperti hanya menangkap penjahat yang terlapor. Masalah memberi rasa aman seperti tak terasa lagi. Mungkin juga para pelaku penjahat di Indonesia tak ada takut-takutnya kepada polisi kita. Mungkin justru masyarakat kita hanya takut pada polisi di jalan raya saja, takut ditilang atau disuruh bayar. Sisanya, bebas merdeka. 

Yang terpenting adalah polri harus memupuk lagi kepercayaannya dari masyarakat. Semua pihak dalam masyarakat butuh rasa aman. Dengan rasa aman itu maka kita semua bisa hidup dengan tenang. Kejahatan macam apapun adalah musuh yang harus diberantas. Diberantas sampai setuntas-tuntasnya dan tak berlarut-larut. Berikan rasa takut untuk melakukan kejahatan. Untuk itu diperlukan ketegasan yang riil dalam diri kepolisian. Jangan biarkan kejahatan menjadi bagian dari kita, melainkan musuh kita semua. Amankanlah gawang kita jangan sampai terus kebobolan. Tapi sekali lagi, bagaimanapun juga ini hanya opini saya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar