Selasa, 27 September 2011

Kota Kabut

Kalau anda pergi ke Puncak untuk berekreasi pastilah anda akan disuguhi cuaca yang sangat sejuk atau dingin. Udara seperti itu sangat nyaman untuk kita beristirahat sejenak dari segala kesibukan kita. Di dataran tinggi seperti Puncak, pada pagi hari sering diliputi oleh kabut yang turun dari tempat tinggi. Namun tidak selalu pagi-pagi hari juga ada kabut. Saya tidak mau menjelaskan kenapa bisa ada kabut karena saya juga kurang mengerti. Namun menurut saya tak perlulah anda jauh-jauh ke Puncak untuk melihat kabut. Jika anda tinggal di ibukota, keluarlah ke jalan raya dan anda akan langsung melihat kabut. Tapi bedanya dengan Puncak, kabut  Jakarta adalah asap!

Asap mengepul di udara Jakarta setiap harinya. Siang hari di ibukota adalah saat paling menyiksa bagi masyarakat. Terik matahari begitu menyiksa kita seakan mencerminkan suasana neraka, ditambah asap yang begitu mengganggu dari pernapasan sampai penglihatan. Asap kendaraan begitu pekat, bahkan kadang berwarna hitam! Saya tidak tahu apakah uji emisi diberlakukan atau tidak untuk kendaraan-kendaraan umum yang biasanya adalah produsen polusi yang cukup besar. Jika angkot-angkot sedang lewat di depan kita, asap hitam langsung menyergap. Bajaj juga tidak ketinggalan untuk meramaikan pesta polusi di kota metropolitan ini. Bajaj BBG juga belum bisa membuat si bajaj oranye hilang dari peredaran. Mungkin persaingan di dunia bajaj begitu berat, saya juga tidak tahu.

Kendaraan di ibukota sudah terlalu menumpuk. Banyak spekulasi beredar bahwa dalam beberapa tahun ke depan Jakarta akan penuh dengan mobil sampai tak bisa memungkinkan lagi bisa berjalan di jalan raya untuk kendaraan-kendaraan. Busway diharapkan akan menjadi penyelamat dengan mengurangi kendaraan di jalan raya. Namun belum begitu banyak membantu. Armada yang tidak bisa menampung penumpang yang membeludak malah mengurangi minat sebagian orang untuk menggunakan angkutan busway dibanding angkutan pribadi, mereka capek untuk antri berjam-jam di dalam halte yang penuh sesak dan panas. Untuk peraturan 3 in 1? Tak usah ditanya lagi, peraturan itu malah menjadi lapangan kerja bagi para joki. Memang masyarakat kita begitu kreatif, apapun dijadikan peluang untuk mendapatkan uang. 

Pemerintah seharusnya lebih tegas lagi dalam menguji emisi kendaraan-kendaraan bermotor di ibukota. Namun pengujian juga harus dengan kerjasama yang baik dan sosialisasi yang menjangkau semua pihak. Pemerintah seringkali gagal dalam melakukan komunikasi untuk peraturan yang diberlakukan sehingga kebijakannya sering gagal. Jadi sosialisasi harus dengan kerjasama yang baik dan jelas agar semua pihak juga bisa menjalankannya dengan damai tanpa ada yang harus mempermasalahkannya, baik itu para pengemudi pribadi, pengusaha angkot atau pun para sopir angkot serta kondektur.  Hal ini penting dilakukan agar polusi di Jakarta benar-benar menjadi keprihatinan yang harus segera ditindaklanjuti bersama-sama. 

Untuk pengelola busway juga sebaiknya menambah jumlah armadanya untuk bisa menampung penumpang yang begitu banyak. Niat masyarakat untuk lebih memilih busway sudah cukup baik, tinggal bagaimana pengelola bisa memberikan pelayanan yang baik agar masyarakat juga tak perlu terbuang cukup banyak waktu untuk menunggu, juga agar kenyamanan lebih diprioritaskan. Dengan pelayanan yang baik, masyarakat bisa dengan nyaman lebih memilih busway dibanding harus menggunakan kendaraan pribadi yang harus ikut macet di jalan raya. Dengan begitu dapat mengurangi jumlah kendaraan di jalan raya.

Pemberlakuan car free day pada hari Minggu cukup membantu dalam mengurangi polusi di Jakarta, walaupun belakangan ini malah menambah sampah yang berserakan di jalan karena pedagang yang mulai banyak mengambil kesempatan pada kesempatan ini. Ini baik untuk mengurangi polusi. Masyarakat pun sudah mulai terpancing untuk menggunakan sepeda sebagai alat transportasi di ibukota. Bike to school atau pun bike to work mulai banyak digandrungi masyarakat. Semoga saja ini bukan hanya tren sesaat saja melainkan terus berkembang jumlahnya. Selain mengurangi polusi bersepeda juga sebagai kegiatan berolahraga yang baik bagi kesehatan anda, sehingga bersepeda bisa menjadi alternatif hidup sehat di tengah sumpeknya hidup di ibukota. Banyak-banyak berjalan kaki juga baik untuk tulang anda. Namun bersepeda mungkin lebih baik karena anda tidak perlu menyita waktu cukup lama dengan berjalan kaki. 

Tindakan-tindakan diatas adalah yang bisa kita lakukan untuk mengurangi polusi udara selain menanam pohon-pohon hijau. Kota ini sudah terlalu gersang. Kita butuh tumbuh-tumbuhan tinggi, bukan gedung-gedung ataupun mall lagi. Penghijauan di dalam kota ini sangat penting melihat warna hijau sudah sangat sedikit terlihat di Jakarta. Pembangunan-pembangunan taman kota juga perlu didukung karena itu salah satu cara untuk memberikan tempat bagi penanaman tumbuhan. 

Mari kita bersama-sama ambil bagian dalam membuat kenyamanan kota ini. Kita semua bisa memiliki peran masing-masing. Ambillah peran sekecil apapun untuk memerangi polusi udara. Jika dilakukan bersama-sama maka tindakan kecil itu bisa membuahkan hasil yang besar. Saya dan anda sudah cukup tersiksa dengan kabut kota Jakarta ini bukan? Atau anda nyaman-nyaman saja? Bagaimanapun juga ini hanya opini saya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar